Program Studi Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan mengadakan Seminar Nasional II yang bertema “Kreativitas Seni Berbasis Pendidikan” yang dilaksanakan secara online dengan menggunakan Aplikasi Zoom Meeting pada Selasa (31/05).
Seminar ini mengundang 3 orang narasumber yang ahli dan berpengalaman yaitu Didik Nini Thowok (Seniman dan Direktur LKP Tari Natya Lakshita Yogyakarta), Dr. Sumaryono M.A (Dosen Seni Tari ISI Yogyakarta), Syahbilal, S.Pd, M.Si (Kepala Sekolah SMPN 5 Medan Alumni Pendidikan Seni Tari Unimed).
Acara seminar ini dibuka oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Unimed Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum., dan dihadiri Wakil Dekan I, II dan III, juga dihadiri seluruh Kajur dan Kaprodi yang seluruh lingkungan FBS Unimed. Dan diikuti 200an lebih peserta baik Mahasiswa, Guru dan Pelaku Seni.
Dekan FBS Dr. Abdurrahman Adisaputera pada saat membuka kegiatan menyampaikan, seni mulai dikembangkan dan dimasukkan dalam bidang pendidikan dengan berbagai guna atau fungsi seni tersebut, seni dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan. Dalam menghadapi berbagai tantangan lingkungan yang berkembang begitu pesat, dalam dunia pendidikan, seni juga memberikan pengaruh penting terhadap perkembangan mental maupun fisik peserta didik. Maka marilah sama-sama kita simak dan mendengarkan materi yang akan disampaikan oleh narasumber yang akan memberikan informasi-informasi yang terkait dengan tema seminar nasional kali ini.
Didik Nini Thowok mencerikatan pengalamannya selama berkecimpung di dunia seni tari mengatakan bahwa dokumentasi seni dan budaya maupun tradisi, dibutuhkan pemahaman terkait dengan obyek atau kegiatan seni yang ditampilkan sekaligus dilakukan pendokumentasian. “Selama pandemic berlangsung dokumentasi-dokumentasi yang telah saya buat ternyata banyak memiliki manfaat karena kita bisa mempromosikan dan menunjukkan karya kita sehingga bisa di akses secara internasional. Untuk mendokumentasikan karya kita memang butuh kerja keras. Tetapi jika kita mampu melihat sesuatu yang menarik pada obyek yang akan kita tampilkan, maka dokumentasi itu pasti akan sangat menarik,” ujar penari sejuta bakat tersebut.
Dr. Sumaryono M.A dalam materinya menjelaskan kehidupan dan perkembangan seni di masyarakat sebagai area pendidikan dan pembelajaran seni di dalam konteks kemasyarakatan. Memahami seni dalam suatu upacara adat, atau sekedar sebagai hiburan, dan untuk mengetahui bagaimana seni-seni tradisi diwariskan secara turun temurun. Memahami seni sebagai ekspresi komunal dan individual. Tema seminar kita kali mengingatkan kita semua bahwa krativitas seni tidaklah tanpa batas dan bebas nilai. Kaum milenial tetap harus mendapatkan edukasi nilai-nilai luhur budaya Indonesia.
Syahbilal, S.Pd, M.Si mengatakan kegiatan seminar ini merupakan wadah bagi pendidik, khususnya guru dan calon guru seni budaya untuk melengkapi tuntutan kreativitas di era globalisasi. Kemudian menjalankan proses kreatif dengan pengetahuan yang dimiliki agar bisa memberikan pembelajaran seni yang menyenangkan.(Humas Unimed/dv)