Close

" The Character Building University "

Prof. Dr. Uli Kozok Beri Kuliah Umum di FIS Unimed tentang Fakta, Mitos & Sejarah Gereja di Barus

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan mengadakan Kuliah Umum dengan mengangkat tema “Fakta, Mitos & Sejarah Gereja di Barus” dengan narasumer Prof. Dr. Uli Kozok dari Univercity of Hawai’I Amerika Serikat yang berlangsung secara luring pada 25 April 2022. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Dekan FIS-Unimed Dra. Nurmala Berutu, M.Pd dan dihadiri Wakil Dekan I Dr. Tappil Rambe, M.Si, Wakil Dekan II Dra. Flores Tanjung, M.A, Wakil Dekan III Dr. Erond L Damanik, M.Si, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Kepala Lab, Dosen dan Seluruh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Unimed serta tamu Undangan J.Anto (Wartawan Analisa, Dr. Togar Nainggolan (Dosen UNIKA), Manguji Nababan (Batakologi UHN) dan Peneliti Sejarah dan Budaya Sumatera Utara.

Dekan FIS Unimed Dra. Nurmala Berutu, M.Pd dalam kegiatan ini sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada narasumber dan panitia yang telah menyelenggarakan kegiatan kuliah umum ini. Tema Kuliah umum ini sangat menarik mengungkap sejarah kedatangan agama Kristen di Sumatera Utara, Semoga kuliah ini dapat memberikan data-data terbaru tentang sejarah agama Kristen di Sumatera Utara.

Narasumber Prof. Dr. Uli Kozok dari Universitas Hawai’i Amerika Serikat dalam mengungkap Mitos dan Fakta Sejarah Gereja di Barus. Berdasarkan referensi yang ada fakta keberadaan awal agama Kristen, komunitas Nestorian di Barus, aliran Kristen yang berasal dari Persia telah ada pada abad ke-7 di Barus (Fahsur). Fakta ini telah diabadikan dalam referensi sejarah terutama sumber sekunder, yakni Makalah Jan Bakker Tahun 1969 “Gereja Tertua di Indonesia”, Umat Katolik Perintis di Indonesia: “645-1500” dalam Sejarah Katolik Indonesia, 1974, dan sumber tersier J.H.Kok, Kampen, 1991, Gereja Katolik Indonesia, 2005, Claude Gulliot dan Daniel Perett Tahun 2008 Barus Seribu Tahun Yang Lalu dan Sejarah Barus 2, Jan Aritonang dan K Steenbrik Tahun 2008 dengan Judul A History of Christianity in Indonesia. Menurut narasumber, sumber-sumber tersebut adalah mitos atau asumsi sementara yang masih perlu dibuktikan kebenarannya tentang agama Kristen Nestorian telah ada di Barus sejak abad ke-7. Hasil penelitian Prof. Uli Kozok menyebutkan bahwa asumsi tersebut bermula dari kesalahan fatal dalam merujuk sumber-sumber sejarah dengan menyimpulkan dari sumber-sumber sekunder dan tersier bukan dari sumber primer. Penelitian tersebut harus merujuk dari sumber primer yakni catatan pengelana Armenia yg diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Evoorts diterbitkan Oxford yang mencatat sebuah daerah di Al-Hind bernama “Fahsur”. Evoorts memberikan catatan kaki atas “Fahsur” yang paling mungkin adalah “Manshur” atau Mansuria (Pakistan hari ini) sesuai catatan Armenia yang menyebut di barat daya India. Para penulis berikutnya, khususnya tentang catatan gereja tertua di Indonesia menerjemahkan “Fahsur” menjadi “Panshur”, nama lain Barus dalam tradisi pengelana Eropa. Semakin bias penulis masa kini yg mematenkan Nestorian dalam catatan Armenia itu adalah “Fahsur” adalah Panshur” yakni Barus. Ini keliru dan kesalahan fatal. Sebut Kozok! Fahsur berbeda dengan Panshur!. Lebih mungkin, Fahsur terletak di Pakistan hari ini. Itu artinya, buku yang mematenkan Fahsur adalah Panshur yakni Barus harus di revisi, dimana disebut bahwa Nestorian sudah berdiri di Barus sejak abad ke-7 misalnya buku Tumanggor, Aritonang, Heukeun, maupun Guillot itu.

Dr. phil. Ichwan Azhari, M.S sebagai penyangga berpendapat melalui persentasenya dengan judul Temuan jejak Kristen Kuno di Situs Bongal, Jago-Jago, Badiri Tapteng, Sumatera Utara. Melalui riset awalnya dengan bukti-bukti arkeologi dari hasil temuan lepas masyarakat di jago-jago, terdapat temuan artefak yang menyimbolkan Kristen di Jago-jago yang merupakan wilayah Lobutua sekonteks dengan temua-temuan pada abad ke -7 Masehi. Berdasarkan dugaan sementara dari hasil temuan-temuan lepas dari masyarakat tersebut penyangga berasumsi bahwa agama Kristen telah ada di wilayah jago-jago pada abad ke-7. Narasumber menyangga tentang pandangan bahwa dari dugaan sementara penyangga masih perlu pembuktian dengan melakukan uji carbon atau penelusuran dari artefak tersebut untuk membuktikan bahwa terdapat peninggalan agama Kristen di wilayah Jago-jago, Sumatera Utara.

Prof. Uli Kozok menyimpulkan bahwa untuk menyatakan perkembangan awal agama Kristen di Barus atau Sumatera Utara masih perlu menyusuri sumber-sumber tertulis primer melalui metode sejarah (historiografi) dengan pendekatan-pendekatan ilmu lainnya seperti arkeologi.(Humas Unimed)

X
UNIMED Mobile

FREE
VIEW