Close

" The Character Building University "

1223 Guru Akan Ikuti UKIN UKMPPG di UNIMED

Unimed menggelar kegiatan penyegaran bagi dosen dan guru calon penguji uji kinerja (UKIN) uji kompetensi mahasiswa pendidikan profesi guru (UKMPPG) tahun 2020. Narasumber utama kegiatan ini Ketua UKMPPG Kemdikbud Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, yang juga selaku Ketua Senat Unimed. Narasumber ke-2 Dr. Imran Akhmad, M.Pd, narasumber ke-3 Tiur Malasari Siregar, S.Pd. M.Si, dan narasumber ke-4 Muhammad Basri, M.Si. Kegiatan dilaksanakan secara virtual pada jumat, 6 November 2020 ini dibuka oleh Rektor Unimed Dr. Syamsul Gultom, SKM., M.Kes, ikut hadir di pembukaan para Wakil Rektor, Dekan, Direktur PPs, Ketua Lembaga dan diikuti 211 dosen dari berbagai jurusan dan 63 guru dari berbagai sekolah di Medan.

Koordinator PPG Unimed Dr. Abil Mansyur, M.Si, dalam pengantarnya mengatakan Unimed akan mengelola PPG dalam jabatan untuk 11 program studi yaitu PGSD, Bimbingan Konseling, PAUD, PPKn, Penjaskes, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Teknik Otomotif, Perhotelan dan Jasa Pariwisata, Akuntansi dan Bisnis Manajemen dengan jumlah total peserta sebanyak 1223 orang yang berasal dari berbagai provinsi dan kabupaten/kota. Selanjutnya pelaksanaan uji pengetahuan akan dilakukan berbasis komputer (CBT) dan dilaksanakan secara langsung di Lab Komputer Unimed atau di LPMP. Mahasiswa akan datang langsung kekampus untuk mengikuti ujian dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Rektor Unimed Dr. Syamsul Gultom, SKM., M.Kes, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksaan Uji Kinerja (UKIN) akan dilaksanakan dengan model yang berbeda dari tahun sebelumnya. Pada Tahun ini, UKIN dibagi kedalam dua komponen yaitu 1) Praktek Pembelajaran, dan 2) Portofolio. Untuk UKIN Praktek Pembelajaran dilakukan sesuai kondisi daerah peserta, bila daerah hijau, maka dilakukan secara real teaching dikelas, dan bila derah zona merah, maka boleh dilakukan secara daring. Peserta PPG nantinya juga akan diminta untuk menyusun portofolio sebagai salah satu bagian uji kinerja mahasiswa PPG. Portofolio merupakan sekumpulan rekam jejak dan deskripsi diri mahasiswa PPG yang meliputi 4 komponen yaitu: a) melakukan penelitian dan publikasi; b) melakukan refleksi diri; c) melakukan pencarian informasi baru; dan d) melakukan inovasi.

Lanjut Rektor, akan ada model penilaian khusus untuk menilai portofolio tersebut. Oleh karena itu, hari ini kita melakukan kegiatan penyegaran bagi dosen dan guru penguji Ukin. Tentu akan banyak perubahan bagaimana model penilaian praktek pembelajaran. Selain itu, para penguji juga harus paham bagaimana menilai portofolio mahasiswa PPG. Kepada seluruh peserta kegiatan, dosen dan guru calon penguji UKIN UKMPPG, saya berharap mari kita ikuti kegiatan ini dengan seksama dan sebaik-baiknya. Saya berharap bahwa pelaksanaan UKin bagi mahasiswa PPG bisa berjalan dengan baik dan lancar sesuai aturan yang telah ditetapkan serta tanpa ada masalah.
Prof. Syawal Gultom, dalam pengantar materinya kepada seluruh calon penguji UKIN UKMPPG Unimed menyampaikan bahwa PPG ini merupakan benteng terakhir perbaikan kualitas guru di Indonesia. Mari kita lihat sekilas bahwa di Indonesia pendidikan tinggi yang melahirkan guru atau LPTK berjumlah 1.578, di bawah Kemendikbud ada 589 LPTK atau 37 % dan di Kemenag ada 989 atau 63 %. Bayangkan dalam setahun ada ribuan lulusan sarjana guru yang akan mengisi kebutuhan guru di ribuan sekolah dan mereka ini memiliki kompetensi dan skill yang beragam. Guru-guru inilah yang mengikuti program PPG, yang sebagiannya saat ini akan kita uji kinerja uji kompetensi mahasiswa PPG. Oleh karena itu PPG ini memiliki tanggungjawab yang besar dan kita sebagai dosen dan guru calon penguji UKIN UKMPPG juga harus memiliki komitmen dan tanggungjawab mensukseskan kegiatan ini dan betul-betul lulusan UKIN UKMPPG ini adalah guru yang terbaik, memiliki karakter diri bahwa profesinya merupakan panggilan jiwa dan dijadikan sebagai nilai ibadah. Sehingga akan memiliki tanggungjawab yang tinggi dan akan dipertanggungjawab dihadapan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

Lanjut Prof. Syawal, Pembangunan bangsa ke depan tergantung pada bagaimana cara berpikir generasi muda pada tataran Higher Order Thingking Skill (HOTS). Warisan pendidikan terbaik bagi bangsa ini adalah bagaimana mewariskan cara berpikir generasi masa depannya. Lapangan kerja untuk generasi masa depan yang harus kita bentuk bagi para murid-murid kita agar memiliki kompetensi dan skill Higher Orger Thingking (HOT) adalah memiliki komptensi dan keahlian create, evaluate, dan analyze. Seharusnya guru-guru kita ini selain melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru, juga harus dipikirkan secara matang apa kompetensi dan skill yang harus dimiliki oleh siswa kita ini di dunia kerja nanti. Siswa TK di tahun 2020 ini, mereka akan terjun di dunia kerja di tahun 2035, setelah melewati proses pendidikan di SD, SMP, SMA dan Pendidikan Tinggi. Apalagi ditahun tersebut berdasarkan hasil penelitian mutakhir, 60% pekerjaan yang akan digeluti siswa TK saat ini di tahun 2035 nanti belum ada sekarang. Namun apabila guru-guru kita ini nanti mampu membentuk siswa-siswa memiliki komptensi critical thinker, communicator, collaborator dan creator, pada posisi dan tantangan zaman apapun mereka nanti pasti mampu bersaing dan sukses meniti hidupnya.

Prof. Syawal menyampaikan pertanyaan pemantik, bila hanya satu komponen yg sangat komponen memperbaiki kualitas pendidikan secara fundamental adalah Guru, jika dua diminta yaitu Kurikulum. Yang paling penting bagi guru adalah mind set dan value, yakni apabila guru memiliki komitmen bahwa profesinya adalah panggilan jiwa dan merupakan nilai ibadah, tidak hanya berpedoman pada pemberian tunjangan kinerja yang tinggi, namun tidak memiliki karakter dan komitmen yang dua di atas.

Anatomi kompetensi siswa, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan kepala dinas adalah, seharusnya guru-guru kita ini adalah siswa-siswi terbaik dulu dikelasnya, semua kepala sekolah, seharusnya guru-guru pilihan, pengawas sekolah harusnya berasal dari kepala sekolah terbaik di daerahnya dan kepala dinas juga harusnya para pengawas sekolah terbaik. Jika ini dapat dilakukan maka sudah sangat membantu dalam pembentukan guru yang professional dan harapan masa depan bangsa, tutup Prof. Syawal.(Humas Unimed)

X
UNIMED Mobile

FREE
VIEW