Close

" The Character Building University "

Rektor UNIMED : Memimpin Dengan Perbuatan

24/03/2016

Aek Kanopan – Dalam paparannya dihadapan Bupati, Sekda dan seluruh SKPD Pemkab Labuhan Batu Utara Sumatera Utara, Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd menyampaikan beberapa nilai kebaikan dalam memimpin. Diantaranya jangan pernah memimpin dengan kata-kata tapi memimpinlah dengan perbuatan, karena kata-kata hanya dapat mengubah mindset orang lain sebesar 15%, namun dengan perbuatan orang lain dapat mengubah mindset dan mempengaruhi orang lain sebesar 85%, jauh lebih besar pengaruhnya daripada kata-kata.

Beliau menekankan peran pemimpin sangat dibutuhkan dalam melakukan sebuah perubahan lebih baik. Pemimpin yang dapat menghasilkan hal-hal yang luar biasa dari orang-orang yang biasa-biasa saja, mendatangkan masa depan lebih awal dari pada waktu yang ditentukan dan dapat mengarahkan masyarakatnya menjadi lebih baik.

Rasa tidak nyaman dan lapar selalu menghantui manusia, hal ini jika dibiarkan dapat membahayakan kestabilan bernegara. Bagaimana meningkatkan layanan kepada masyarakat menjadi lebih nyaman, dan meningkatkan kepedulian kepada masyarakat miskin. Teknologi akan menjadi mala petaka kalau SDMnya masih belum dapat mengimbangi, dan teknologi akan dapat berguna dan bermanfaat jika SDMnya berkualitas.

Untuk mengubah penampilan orang lain itu mudah daripada mengubah karakter, prilaku dan mental orang lain. Pemimpin hanya dapat mengubah mindset dan ketertarikan jiwa rakyat dengan menciptakan kepedulian, menjadikan yang bodoh menjadi pintar, menjadikan yang miskin menjadi sejahtera, menjadikan yang sakit menjadi sehat sehingga menciptakan rasa nyaman dan nasib bagi masyarakat banyak, kepuasan pelayanan dari seorang pemimpin.

Meningkatkan kepuasan layanan, meningkatkan kualitas individu yang bermartabat, berbangsa dan bernegara. Dahulu 90% orang Indonesia buta huruf, namun saat ini berbanding terbalik tinggal 2 persen masyarakat Indonesia yang buta huruf. Dari kalangan akademisi sebanyak 27% S1 atau sekitar 55 juta jiwa sudah kaum terdidik. Namun apakah kulitas berbangsa, saling tolong menolong, dan martabat individu lebih baik daripada dahulu?

Pendidikan kita berbanding terbalik dengan kehidupan bernegara, seharusnya semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula derajat martabat berbangsa dan bernegara. Indonesia sangat berbeda dengan negara lain, dimana pendidikan dapat merubah orang lain menjadi santun dan berkarakter.

Dengan pendidikan orang mengerti akan tangung jawab dan kewajiban, mengerjakan sesuau hal yang ikhlas akan mendapatkan hasil yang baik. Namun yang terjadi di Indonesia, kalangan akademisi malah bertanya uang dahulu sebelum bekerja. Tidak ada keikhlasan dalam bekerja, sehingga hanya mengandalkan pekerjaan dari orang lain, tanpa berpikir dapat mandiri dan berdaya saing. Perubahan perilaku ini hanya dapat dirubah karena adanya pemimpin. Beliau mencontohkan bagaimana sebuah negara kecil seperti Jepang, Singapura, Korea dan Iran bisa menjadi lebih baik dan lebih maju daripada Indonesia, karena adanya peran dari seorang pemimpin. Untuk itu merubah perilaku dan karakter bangsa harus ada sistem, hukum dan pengawasan yang baik, Program yang kuat didukung dengan SDM yang berkualitas, dan pemimpin harus mampu menyesuaikan degan luwes.

Investasi masa depan menjadikan bangsa ini menjadi lebih baik yaitu membina generasi muda yang berkualitas dan bermartabat. Dimana pendidikan adalah landasan dasar bagi pembinaan karakter berbangsa dan bernegara. Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura) menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tahun 2017 tersebut membahas tema “pemerataan insfrastruktur wilayah untuk penguatan pelayanan dasar dan ketahanan pangan dalam rangka peningkatan daya saing daerah.”

Pembangunan insfrastruktur suatu daerah harus dibarengi dengan pembangunan karakter dan penguatan pendidikan, karena pendidikan menjadi dasar dan landasan bagi manusia untuk melakukan perubahan, namun pendidikan saja tidak cukup, harus ada pengawasan dan kepemimpinan yang efektif. Sebagai contoh pendidikan di Indonesia 27% dari populasi Indonesia sudah S1, namun karakter bangsa berbanding terbalik dengan pendidikannya. Sehingga dibutuhkan kepemimpinan untuk merubah karakter bangsa. Kepemimpinan diperlukan untuk melakukan perubahan, dapat menghadirkan masa depan dan dapat menghasilkan hal-hal yang luar biasa dari orang-orang yang biasa saja, dapat merubah karakter dan prilaku masyarakatnya menjadi lebih baik, dan dapat memberikan kesejahteraan dan rasa nyaman bagi masyarakatnya. Satu upaya konkrit dalam mewujudkan hal tersebut adalah pemimpin harus mempimpin rakyatnya dengan perbuatan dan langkah nyata, tidak hanya dengan kata-kata. Antara kata-kata yang diwujudkan dalam kebijakan harus sesuai dengan realitas perbuatan nyata.

Seorang pemimpin daerah, atau SKPD-SKPD yang ada harus selalu meningkatkan mutu kualitas memberikan pelayanan, melaksanakan tugasnya dan tanggungjawabnya dengan benar dan ikhlas, saling berkoordinasi dan bekerjasama. Sehingga dapat mewujukan daerah atau satuan yang dipimpinnya menuju kondisi yang madani dan berdaya saing dengan daerah atau satuan lainnya.

Bila saudara menjadi seorang pemimpin atau mendapat amanah menjadi seorang pemimpin, maka kita harus mampu mawas diri, tidak sombong, dan harus memiliki kerendahan hati. Harus berani dikritik, dan siap menerima kritikan dari orang yang kita pimpin. Tetapi yakinlah bila kita mampu memberikan keteladanan atau contoh yang baik kepada orang-orang yang kita pimpin, maka mereka pun akan sungkan dan lebih hormat. Merekapun akan malu bila tak seide atau tak sependapat dengan pemimpinnya. Keteladanan dalam perbuatan merupakan cara jitu dalam memimpin. Sekarang ini, banyak pemimpin yang mau benarnya sendiri. Tak peduli dengan omongan orang bawahan. Padahal, seorang pemimpin itu harus lebih banyak mendengar, dan melayani dengan sepenuh hati. Bukan justru minta dilayani, dan banyak bicaranya. Bila kita mampu memberikan contoh yang baik, dan satu kata antara perkataan dan perbuatan, maka orang yang dipimpin oleh kita akan takluk dan tunduk dengan kepemimpinan kita. Tetapi bila kita tak banyak memberikan contoh, lalu selalu menyalahkan bawahan, maka apapun yang anda katakan akan disepelekan. Kadangkala pemimpin yang melakukan perubahan baik dan terbaru saja masih dipersepsikan negatif oleh bahawan, apalagi hanya kata-kata perintah dan suruan saja, tanpa ada realitas perbuatan nyata. Semoga semua pemimpin di negeri ini dapat melakukan yang terbaik dan aktif memberikan contoh teladan, serta perbuatan nyata untuk perubahan menuju kemajuan dan kesejahteraan rakyat. Jika kita selalu berbuat baik, maka kebaikan itu akan kembali kepada kita dalam bentuk kenyamanan hidup, ketenangan jiwa dan kejernihan pikiran. (Humas Unimed).

X
UNIMED Mobile

FREE
VIEW