23/11/2016
Unimed – Prodi Pendidikan Biologi Pascasarjana Unimed mendorong mahasiswa melakukan penelitian yang lebih inovatif dan kreatif, tidak pada bidang kajian yang telah banyak diteliti oleh lulusan. Salah satu caranya dengan mengundang dosen tamu kompeten dari dalam maupun luar negeri. Seperti yang tergambar dari Kuliah Umum “Pelestarian Biodiversitas Sumatera” yang digelar di Ruang Seminar Pascasarjana Unimed, Selasa (22/11). Acara tersebut menghadirkan dosen tamu dari Universitas Andalas Prof. Dr. Samsuardi, M.S., M.Sc.
Ketua Prodi S2 Pendidikan Biologi, Dr. Fauziyah Harahap, M.Si mengungkapkan kuliah umum ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa agar cepat menyelesaikan studinya, sehingga lulus cepat waktu. Dirinya juga berharap agar acara ini memberikan inspirasi bagi peserta dalam membuka pemikiran-pemikiran baru, khususnya dalam bidang penelitian yang lebih kreatif dan inovatif, tidak cenderung pada kajian yang sudah sering diteliti orang. Mahasiswa PPs khusus Prodi Pendidikan Biologi yang sulit menyelesaikan tugas akhirnya, diakibatkan karena sulit menemukan ide-ide baru yang dapat diteliti.
Wakil Direktur 1 PPs Prof. Dr. Syahyar, M.S., M.Si yang membuka acara ini mengatakan tidak guna jika seorang guru pandai menyampaikan ilmu biologi, namun yang disampaikan tersebut kurang tepat. Oleh karena itu, dosen tamu yang dihadirkan dari kampus yang bidang sains, guna untuk menajamkan pemikiran mahasiswa.
“Jika hanya ilmunya saja, banyak di google. Tapi yang tidak ditemukan di google adalah bagaimana merumuskan masalah dan memecahkan masalah”, kata Syahyar.
Oleh karena itu, kuliah umum ini diharapkan memberikan kuliah umum ini memberikan perbandingan dalam pembelajaran lebih baik. Syahyar berharap acara ini juga membawa mahasiswa untuk berfikir out of the box.
Prof. Samsuardi mengungkapkan Sumatera merupakan “ladang” empuk untuk penelitian biodiversity. Ini dia dapatkan dari beberapa penelitian yang pernah dilakukannya selama ini. Bukit Barisan di Pulau Sumatera merupakan barrier yang penting untuk diperhatikan dalam memandang biodiversity di bagian timur dan barat Sumatera.
Di Sumatera Barat saja, menurut penelitian dengan model transect menemukan 396/500 m2 biodiversity. “Biodiversitas besar mempunyai peran langsung dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk makanan, obat-obatan dan konstruksi”, ungkapnya.
Bahkan menurut Samsuardi, Sumatera menjadi salah satu hotspot dengan biodiversity terbesar di dunia. (Humas Unimed).