Close

" The Character Building University "

Mahasiswa Kimia UNIMED Manfaatkan Zeolit Alam sebagai Katalis Biodiesel

MEDAN – Produksi biji karet Indonesia saat ini dapat  mencapai 5 juta ton per tahun, dengan kandungan minyak nabati 40-50 % , yang menghasilkan minyak biji karet sebesar 2 juta ton per tahun, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sumber bahan baku energi alternatif biodiesel. Namun kendala utama dalam pemanfaatan minyak biji karet sebagai bahan baku dalam proses pembuatan bahan bakar biodiesel adalah kandungan FFA tinggi yaitu 5-40%. Secara konvensional pembuatan biodiesel yaitu dengan mereaksikan  minyak nabati dengan alkohol menggunakan katalis basa. Namun, katalis basa hanya bekerja dengan baik pada minyak dengan kadar FFA rendah < 0,5% dan dalam kondisi bebas air. Untuk minyak nabati dengan kandungan FFA tinggi, penggunaan katalis basa dapat menyebabkan reaksi penyabunan sehingga menurunkan yield produk biodiesel.

Penelitian terkait pembuatan biodisel dari minyak biji karet telah dilakukan dengan berbagai metode diantaranya yaitu metode konvensional dengan katalis homogen (Ramadhas et al., 2005; Ahmad et al., 2014; Thaiyasuit etal., 2012), Supercritical methanol, In situ-transesterification dan Ultrasound assisted (Ramadhas et al., 2005). Namun masalah yang timbul hampir sama yaitu sulit dalam proses pemisahan, masalah korosi dan dampak pencemaran lingkungan. Sementara proses dengan supercritical method harus dilakukan pada temperature dan tekanan tinggi sehinggabiaya proses yang lebih mahal untuk perawatan alat.

Berdasarkan masalah diatas , maka mahasiswa Universitas Negeri Medan Jurusan Kimia yang diketuai oleh Tiamina Nasution dengan anggota yang yang terdiri dari Akhir Mauludin dan Yuli Asih Wilirianti yang lulus pendanaan pada program kreativitas mahasiswa dengan bidang kegiatan PKM-penelitian eksakta (PKM-PE) dengan dosen pembimbing Ahmad Nasir Pulungan, S.Si., M.Sc. mencoba untuk mengembangkan dan memanfaatkan zeolit alam dari Desa Sarulla Kec. Pahae Jae Kab. Tapanuli Utara sebagai material katalis asam heterogen untuk proses konversi minyak biji karet menjadi biodiesel.

Tiamina Nasution selaku ketua tim menyatakan bahwa cadangan zeolitalam  Sarulla sebesar 3.340.000 dan sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan. Sementara itu, saat ini penggunaan katalis heterogen seperti zeolit untuk produksi biodiesel dari berbagai sumber minyak nabati lebih banyak diminati karena  bersifat lebih  tidak korosif, tidak membutuhkan proses pemisahan yang mahal, serta dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Penggunaan katalis asam padat berupa zeolit tidak akan ada pembentukan sabun melalui rekasi netralisasi asam lemak bebas atau saponifikasi trigliserida. Selain itu, dengan menggunakan katalis asam heterogen zeolit proses estrifikasi FFA dan transesterifikasi trigliserida dapat dilakukan dalam satu tahap reaksi sehingga proses konversi lebih murah dan efektif. Informasi yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini sangat berguna untuk perancangan dan pengembangan proses teknologi pembuatan biodiesel dari minyak biji karet yang lebih mudah, murah dan ramah lingkungan.(Humas Unimed/zr)

X
UNIMED Mobile

FREE
VIEW