Close

" The Character Building University "

3 Alat Musik Batak Toba Meningkatkan HOTS Mata Pelajaran Fisika

MEDAN – Sebanyak tiga alat musik yang berasal dari Batak Toba yaitu taganing, sulim, dan hasapi dapat meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS) pada mata pelajaran fisika. “Pembelajaran fisika yang dikenal pada umumnya lebih kearah perhitungan matematis. Ini ada pembelajaran fisika berbasis kearifan lokal  dengan menggunakan media berupa alat musik khas Batak Toba. Hasil penelitian kami, siswa lebih antusias dan termotivasi serta  mampu menumbuhkan minat untuk lebih mengenal kebudayaan Batak Toba. Disamping itu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi,” ujar Eliyana, Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika Unimed, saat diwawancara di Biro Rektor Unimed, Senin (27/5/2019).

Eliyana bersama dua orang rekannya, Halimahtun Sakdiah (Pendidikan Sejarah) dan Chintya Maretti Pandiangan (Pendidikan Fisika) menyampaikan hal tersebut berdasarkan penelitian yang mereka lakukan di dua SMA di Kota Medan. Penelitian mereka mendapat pendanaan dari Kemenristekdikti pada bidang PKM Penelitian.

Disebutkan Eliyana, hubungan alat musik Batak Toba yang digunakan dalam ilmu fisika berkaitan dengan konsep gelombang bunyi. Alat musik Batak Toba dapat menghasilkan bunyi yang khas tergantung perlakuan yang diberikan. Pada alat musik taganing misalnya, agar terjadinya interferensi maka alat musik tersebut dimainkan secara bersamaan dalam jumlah yang lebih dari 2. Interaksi antara dua gelombang tersebut menghasilkan  pola gelombang baru.

Sementara itu, sulim yang terbuat dari seruas bambu yang dibentuk sedemikian rupa dengan satu buah lubang tiupan (penghasil bunyi) di bagian atasnya dan enam buah lubang nada sebagai penghasil nada-nada yang diinginkan. Diantara lubang penghasil bunyi dengan lubang nada terdapat satu buah lubang pemecah bunyi (lubang tambahan) yang ditutup dengan kertas tipis. Lubang tambahan ini dapat menciptakan warna bunyi yang menjadi ciri khas tersendiri. “Alat musik sulim merupakan penerapan dari konsep pipa organa terbuka pada fisika. Sedangkan hasapi merupakan pembelajaran untuk konsep dawai,” ujar Eliyana.

Dr. Rita Juliani. M.Si yang menjadi dosen pembimbing mahasiswa tersebut mengatakan, dengan adanya temuan ini, pembelajaran di sekolah diharapkan tidak hanya fokus terhadap media-media berbasis elektronik. Pembelajaran juga hendaknya mengenalkan kearifan lokal agar tidak hilang ditelan zaman. (Humas Unimed/zr)

X
UNIMED Mobile

FREE
VIEW