MEDAN – Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Medan (PUSSIS-UNIMED) menggelar diskusi dan bedah buku “Tegar” kisah stigma dan diskriminasi anak pengidap AIDS karya Dr. Umar Zein pada tanggal 22 April 19, yang berlangsung di Gedung VIP Serbaguna Unimed. Dialog ini dihadiri tamu dari berbagai penggiat satrawan dan puluhan mahasiswa jurusan Sejarah, dengan Pemantik diskusi yaitu Prof.Dr.B.A Simanjuntak yang mempertemukan Sang Dokter dengan Tegar, Drs.Mihar Harahap MPd yang membahasnya dari segi sastra dan Dr. Phill Ichwan Azhari. M.S yang membahas dari segi perspektif antropologi dan kemanusiaan yang di pandu oleh Dini Usman sebagai moderator.
Acara ini sangat membantu pemahaman mahasiswa tentang penyakit AIDS mengingat masih banyak anggapan bahwa AIDS adalah penyakit kutukan sehingga para penderita maupun anaknya menjadi terabaikan nasibnya. melalui bedah buku seperti ini akan memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi mahasiswa. Cerita pilu ini merupakan kisah nyata tentang anak yatim piatu bernama Tegar, anak pengidap AIDS yang diusir oleh warga ditempatnya lahir di desa Bahal Batu, Tapanuli Utara. Kedua orang tuanya meninggal karena mengidap AIDS, mula mula ayahnya tahun 2008 disusul ibunya tahun 2009 yang meninggal saat Tegar dilahirkan. Tegar usai pengusiran alami perjuangan sangat menyedihkan, penjelasan Dr. Phill Ichwan Azhari. M.S.
Dalam dialog bedah buku kali ini, Dr. Mihar Harahap menyampaikan bagaimana cara membaca suatu buku agar dengan cepat memahami apa isi kandungan buku yang kita baca. Jadi tulisan ini dibuat dan dibukukan dalam suatu karya tulis untuk mengajak seluruh komponen masyarakat secara bersama-sama melakukan pencegahan maupun penanganannya. Mereka anak-anak yang terpapar virus tersebut merupakan korban dari orangtuanya yang seharusnya dilindungi, dilayani dan diobati. Dengan pengobatan teratur dan dukungan moral ini sangat membantu dalam menyemangati untuk kesembuhan. Tapi sejumlah narasi pertanyaan muncul antara lain berkaitan dengan stigma yang menyebabkan sistem kekerabatan di desa Batak Toba tega mengusir Tegar. Juga narasi seorang dokter muslim yang memperjuangkan sisi kemanusiaan tanpa memandang agama pasien yang harus ditolongnya, betapapun dirinya terkena stigma yang sangat berat yang dijalaninya dan kisah ini memiliki nilai humanitas yang mendunia.
Buku yang dibahas ini nantinya akan dijadikan tambahan koleksi buku perpustakaan bagi mahasiswa jurusan pendidikan sejarah. Didalam buku ini banyak sisi sosial dan pendidikan yang dapat diambil manfaat dan segi positifnya, yang mengajarkan kepedulian sosial di masyarakat.(Humas Unimed/dv)