Kelimpahan Pasir Merah yang banyak di daerah Labuhan Batu Selatan, tidak dimanfaatkan warga sekitar sehingga hanya menjadi lahan kosong. Selain itu, sungai yang berada di sekitar ternyata juga tercemar oleh logam berat Mn(II) dan Zn(II) yang melebihi ambang batas yang diizinkan.
Tim Program Kreatifitas Mahasiswa – Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Negeri Medan yang diketuai Fares Boyanul Idrak dari Jurusan Teknik Sipil, di bawah Bimbingan Moondra Zubir, Ph.D, menggagas untuk memanfaatkan pasir merah yang melimpah di daerah tersebut sebagai adsorben untuk penyerapan logam berat, kemudian pasir merah terserap logam berat digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan beton yang berkualitas.
Adapun Anggota Tim PKM-RE UNIMED terdiri dari Fikri Damara (Teknik Sipil), Syarifah Aqsha Alattas (Teknik Sipil), Azlan Solehuddin (Kimia) dan Mesi Ayu Andira (Kimia).
Salah satu anggota tim Azlan ketika diwawancarai (07/09/2021) menyebutkan bahwa logam Mn(II) memiliki kapasitas penyerapan tertinggi pada pasir merah tersebut, kemudian diikuti logam Zn(II) dan Pb(II). Sedangkan Mei menjelaskan lebih lanjut bahwa kondisi optimum penyerapan pasir merah dari ketiga logam tersebut dapat digunakan untuk bahan dasar pada pembuatan beton dan dibandingkan dengan pasir merah yang tidak digunakan sebagai adsorben.
Fikri Damara dan Syarifah Aqsha Alattas juga menyatakan bahwa beton yang terbuat dari Pasir Merah terserap logam Mn(II) memiliki kualitas yang paling baik dibanding pasir merah terserap logam lain maupun dengan pasir merah tanpa terserap logam berat. “Hasil ini menjadikan temuan strategi baru untuk meningkatkan kualitas pasir merah yang sebelumnya tidak dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan beton karena daya tahannya yang rendah dibanding pasir biasa tetapi dengan terserap logam berat menjadi memiliki kualitas yang paling baik untuk pembuatan beton,” Ujar mereka.
Tim PKM-RE Unimed ini selain berhasil menemukan solusi penangan pencemaran lingkungan disekitar kelimpahan pasir merah maupun di perairan lain, juga berhasil memanfaatkan adsorben hasil penyerapan logam berat tersebut menjadi bahan dasar baru pembuatan beton yang berkualitas. Membuat bangunan dengan bahan baku yang murah dan mudah didapat sekaligus menjadi penyelamat lingkungan. (Humas UNIMED/zr)