Prodi Pendidikan Antropologi FIS Unimed mengadakan Webinar Nasional dengan tema “Etnobotani dan Ramuan Tradisional” (28/05). Webinar ini mengahdirkan narasumber: Dr. Maximus M.Taek., M.Si (Dosen Prodi Kimia Fmipa Unika Widya Mandiri-Kupang dan Penulis Buku Etnomedisin), Dr. Aswarina Nasution, M.Pd (Dosen Pend Biologi Unimed- Pengkaji Etnobotani), Dr. Puspitawati, M.Si (Dosen Antropologi FIS Unimed), Vita Pujawanti Dhana, M.Pd (Dosen Prodi Tata Rias Unimed).
Dekan FIS Unimed, Dra. Nurmala Berutu, M.Pd menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya webinar ini, karena kegiatan webinar ini menunjukkan bahwasanya semangat menimba ilmu tidak pernah luntur walaupun berada di tengah kondisi pandemik COVID-19. “Kegiatan ini merupakan bagian dari perkuliahan sebagai desiminasi produk-produk perkuliahan dari tugas mahasiswa dan dari hasil 6 bentuk penugasan yang diterapkan terutama dalam mini riset, rekayasa ide, dan projek. Dengan harapan webinar ini nantinya dapat memberikan pengayaan pada mahasiswa dan juga untuk menambah wawasan pada masing-masing kajian. Selain itu juga tentunya kegiatan seperti ini berguna sebagai bahan evaluasi pelaksanaan perkuliahan akhir semester yang dapat digunakan sebagai masukan dan rencana perbaikan kedepannya menjadi lebih baik, ujar Dekan FIS.
Dr. Maximus M.Taek., M.Si dalam paparannya tentang Etnomedisin orang, Etnodemisin yaitu praktik pengobatan dan perawatan kesehatan manusia yang dijalankan secara turun temurun oleh suatu kelompok etnis yang membahasa tentang asal mula dan sebab penyakit, dan cara pengobatan menurut kelompok etnis tertentu. Etnobotani ialah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan tumbuhan-tumbuhan secara turun temurun pada suatu kelompok etnis. Dan kaitan dari dua cabang ilmu ini adalah etnologi yang beririsan dan irisannya itu ada pada tumbuhan.
Dr. Aswarina nasution, M.Pd menyampaikan tentang penelitian Etnobotani dan Perkembangannya di Indonesia. Untuk menjadi negara maju, pembangunan desa di Indonesia mutlak diperlukan termasuk desa di Mandailing. Seperti sel di dalam tubuh organisme, desa harus kuat sehingga menjadi pondasi bagi pembangunan Indonesia. Sebesar apapun pembangunan di kota tetapi jika pembangunan di desa diabaikan atau menjadi terendah kapasitasnya maka secara keseluruhan mustahil Indonesia dapat mencapai kemajuan karena akan terjadi kebocoran terus menerus di bagian terendah tersebut (teori minimum Liebig). Cosmos, corpus, praxis suku mandailing terkait tumbuhan berperan positif dalam mendukung kesejahteraan masyarakat. Bahkan mereka menjadi masyarakat yang mandiri dan berdaulat karena telah mampu mengolah sumberdaya hayati tersebut untuk memenuhi kebutuhan subsisten mereka. Hal ini terungkap dalam penelitian etnobotani. Etnobotani juga berperan dalam menigkatkan konservasi kawasan TNBG. Beberapa kawasan dilingkungan mandailing yang dekat bahkan tumpangtindih dengan kawasan TNBG dipandang memiliki nilai konversi.