Jurusan Pendidikan Masyarakat FIP Unimed menyelenggarakan Webinar Nasional yang bertajuk Kesiapan Pendidikan Masyarakat mengahadapi New Normal di tengah Pandemi Covid-19 melalui aplikasi zoom meeting dan streaming youtube pada Kamis, (2/7). Adapun tema Webinar dibagi menjadi dua topik, Topik 1 : Meningkatkan Kepedulian dan Optimisme Masyarakat di Tengah Pandemi dengan narasumber : Dr. R Rachmy Diana, M.A, Psikolog (Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) dan Dr. Kusnida Indrajaya, M.Si. (Dosen Universitas Palangkaraya). Kemudian Topik 2 : Rancangan Model Pembelajaran Masyarakat di Era Pandemi Covid 19 dengan narasumber : Dr. Sardin, M.Si. (Dosen Universitas Pendidikan Indonesia) dan Dr. Sudirman, S.E, M.Pd. (Dosen Universitas Negeri Medan). Dimoderatori oleh Sani Susanti, M.Pd. (Dosen Universitas Negeri Medan).
Acara Webinar Nasional tersebut diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah se-Indonesia, mulai dari mahasiswa, guru pamong, tenaga kependidikan, dan kalangan umum. Acara ini dibuka oleh Dekan FIP Unimed Prof. Dr. Yusnadi, MS.
Dalam sambutannya, Dekan FIP mengatakan “kita saat ini sedang memasuki dan berada dalam suatu era baru yang disebut dengan era pandemi Covid-19 dan new normal life. Pada saat ini, tidak ada orang yang tidak mengenal dan merasa asing dengan Pandemi ini. Pandemi covid telah membawa perubahan yang signifikan dalam seluruh sektor kehidupan. Tidak terbayangkan oleh kita sebelumnya, belajar melalui daring (dari TK s.d PT), belanja lewat daring, go-food, bersilaturahim via daring, transaksi keuangan, pengadilan, dan seterusnya lewat daring, beraktivitas keluar rumah pakai masker, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, social dan physical distancing merupakan merupakan nilai-nilai kehidupan yang harus dimiliki di era new normal sebagai dampak dari pandemic covid-19. Mau tidak-mau, suka tidak-suka, dan siap-tidak siap, harus suka, mau, dan siap berperilaku menurut tuntutan tata kehidupan baru (New Normal Life).”
Selanjutnya, Prof. Yusnadi mengatakan “Apabila dikaitkan dengan tuntutan new normal life sebagai suatu inovasi, Rogers (1961) mengelompokan 5 kategori pengguna inovasi (adopter), sebagai berikut : Inovator (2,5%) Adalah kelompok orang yang berani dan siap untuk mencoba hal-hal baru, Early Adopters /Pengguna awal (13,5%) Kelompok yang selalu mencari informasi tentang inovasi, Early Majority /Pengikut Dini (34%) mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama, Late Majority/Mayoritas akhir (34%) : Kelompok yang menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan dan Laggard/ Kelompok Kolot/Tradisional (16%) orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi, segan untuk mencoba hal- hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka.”
“Pendidikan masyarakat sesungguhnya memiliki posisi strategis dalam menyiapkan masyarakat di era new normal life di tengah pandemic covid-19. Sebagai satu instrument, pendidikan masyarakat dapat memperkecil kelompok laggard, late majority, dan early majority dan memperbesar kelompok early adopter dan innovator. Posisi pendidikan masyarakat sebagai sebuah instrument untuk melakukan perubahan menjadi lebih kuat dan sangat strategis memasuki era new normal.
Sebagai suatu instrument, pendidikan masyarakat memiliki kesiapan untuk memberdayakan masyarakat melalui proses pemberdayaan. Hasil proses pemberdayaan akan terbangun masyarakat yang berdaya bercirikan selaras-serasi-seimbang; yang diimpelemntasikan dalam bentuk sikap, perilaku, dan tindakan yang sadar, waspada, serta penuh pertimbangan. Perilaku seperti inilah yang diharuskan dimiliki oleh warga masyarakat yang dapat hidup berdampingan dengan covid 19 – new normal life,” tutup Dekan FIP Unimed.
Dr. R Rachmy Diana, M.A. menyampaikan berdamai dengan Covid-19 adalah sebuah proses adaptasi secara alamiah dimiliki oleh setiap manusia, adatasi terhadap perubahan yang terjadi menjadi modal penting untuk membuat kondisi menjadi lebih baik. Kepedulian dan optimisme menjadi keniscayaan yang perlu dibangun pada semua elemen masyarakat agar berbagai dampak yang ditimbulkan pandemic ini dapat diatasi bersama.
Dr. Kusnida Indrajaya, M.Si. menyampaikan kita harus bersikap peduli dan optimisme. Ada berbagai masalah yang harus kita lalui sebagai konsekuensi hidup, kita temukan kebahagiaan solving problem, jauhkan keyakinan “salah siapa”, banyak mendengar, membaca dan empati kemudian bertanya dan berbagi.”
Dr. Sardin, M.Si. menyampaikan sebelumnya kita belajar dalam paradigma lama yaitu mengutamakan pendidikan formal (terstruktur, seragam, single method, single purpose, sekolah menjadi pusat belajar), kehadiran guru secara langsung menjadi prasyarat terjadinya proses belajar, control guru terhadap proses pembelajaran yang ketat, lingkungan belajar (sekolah) terisolasi dari masyarakat, manajemen (belajar) diatur secara ketat oleh sekolah dan guru, ruang menjadi pembeda kelas satu dengan kelas lainnya. Pada masa pandemic ini, perspektif baru mengenai belajar diantaranya perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau praktik, akuisisi pengetahuan, pengetahuan diperoleh melalui studi, untuk mendapatkan pengetahuan, atau keterampilan, sesuatu melalui studi, pengajaran, instruksi atau pengalaman, proses mendapatkan pengetahuan, suatu proses dimana perilaku diubah, dibentuk atau dikendalikan, dan proses individu membangun pemahaman berdasarkan pengalaman dari berbagai sumber. Ada 5 faktor keberhasilan belajar diantaranya openness, agreeableness, neuroticism/emotional stability, extraversion dan conscientiousness.
Dr. Sudirman, S.E, M.Pd. menyampaikan adaptasi pembelajaran masa pandemic yang beresensi pada menentukan nasib sendiri, mengatur belajar sendiri, mengevaluasi diri sendiri dan belajar berbasis pengalaman. Proses pembelajaran ke depan mengandalkan internet/online, pelajaran disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, tutor memberikan petunjuk dan pendampingan jarak jauh, tutor memberikan evaluasi bersama warga belajar dan keluarga/orang terdekat menggantikan tutor. (Humas Unimed/eo)