Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan, Ir. H. Akhyar Nasution, M.Si., berkunjung ke Universitas Negeri Medan, Rabu (17/06/2020). Selain untuk bersilaturahmi, kunjungan juga diisi dengan berdiskusi mencari masukan dan saran yang akan dijadikan bahan pertimbangan bagi Pemko Medan dalam menghadapi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), termasuk persiapan menghadapi new normal di Kota Medan.
Plt. Walikota Medan juga didampingi Plt. Kadis Pendidikan Kota Medan, Muslim, S.Sos. dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Arjuna Sembiring, S.Sos, M.SP., Camat Medan Tembung Barli Mulia Nasution, S.STP., M.AP. Mereka disambut dan diterima oleh Rektor Unimed Dr. Syamsul Gultom, SKM., M.Kes., Dr. Restu, MS. (Wakil Rektor I Unimed), Dr. Martina Restuati, M.Si. (Wakil Rektor II Unimed), Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd. (Wakil Rektor III Unimed), Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D. (Wakil Rektor IV Unimed), Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. (Ketua Senat Unimed), Winsyah Putra, S.Pd., M.Si. (Sekretaris Senat Unimed) dan Prof. Indra Maipita, M.Si., Ph.D. (Dekan FE Unimed).
Plt. Walikota Medan, Ir. H. Akhyar Nasution, M.Si., mengatakan “Kami ingin minta masukan dari pihak Unimed yang kami anggap sebagai institusi yang memiliki kapasitas dan integritas yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, khususnya dibidang pendidikan. Masukan ini nantinya akan kami jadikan sebagai dasar untuk membuat langkah dan kebijakan untuk menghadapi pandemi Covid-19. Apalagi jumlah warga yang positif Covid-19 dalam bulan ini sangat tinggi, jumlah warga Kota Medan yang positif terinfeksi Covid-19 di Kota Medan terus meningkat. Berdasarkan data yang dikeluarkan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Medan, Selasa (16/6), warga positif Covid-19 sebanyak 643 orang. Pertambahan yang terjadi tidak terlepas dari kurangnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang telah dikeluarkan pemerintah. Meski jumlah warga positif Corona semakin meningkat dan tidak sedikit yang meninggal dunia. Masyarakat sepertinya menganggap biasa pandemi Covid-19 yang kini masih menerpa Kota Medan. Selain mengabaikan jarak (social distancing) saat berada di keramaian, kesadaran warga juga kurang untuk memakai masker saat melakukan aktifitas di luar rumah. Padahal Pemko Medan terus melakukan sosialisasi dan membagikan masker gratis guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di tengah-tengah masyarakat. Peningkatan jumlah warga positif terinfeksi Covid-19 menyebabkan seluruh rumah sakit di Kota Medan full (penuh). Oleh karenanya diperlukan solusi alternatif mengatasinya sehingga warga yang positif Covid-19 dapat dirawat dengan baik hingga penyembuhan. Di samping itu tambahnya lagi, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga kini menyebabkan kehidupan ekonomi masyarakat sangat menurun.”
Selanjutnya Akhyar mengatakan, “Pandemi Covid-19 ini berimbas terhadap penurunan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Medan. Dikatakannya, PAD Kota Medan selama ini bersumber dari pendapatan pajak seperti pajak rumah makan, restoran, hotel maupun pajak bumi bangunan (PBB). Kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan masyarakat kesulitan untuk membayar pajak. Karenanya, kita harus segera mengatasi pandemi Covid-19 ini. Jadi kami sangat mengharapkan sekali masukan dari Unimed, sehingga Pemko Medan dapat melakukan langkah-langkah serta kebijakan yang akan dilakukan mengatasinya. Salah satu upaya mengatasinya dengan membangun kultur baru di tengah-tengah masyarakat melalui social engineering. Tentunya Pemko Medan tidak dapat sendiri untuk melakukannya, untuk itu melalui pertemuan ini, kami sangat mengharapkan sekali saran, masukan dan dukungan penuh dari perguruan tinggi khususnya seluruh civitas akademika Unimed.”
Rektor Unimed Dr. Syamsul Gultom, SKM., M.Kes. mengapresiasi ikhtiar Plt Wali Kota mendatangi sejumlah perguruan tinggi, termasuk Unimed untuk minta masukan guna mengatasi Covid-19 sekaligus langkah-langkah persiapan untuk menghadapi fase new normal sangat baik. Semoga saja masukan yang diberikan nantinya dapat memberikan manfaat dan Unimed siap mendukungnya.
“Sesuai dengan surat edaran kemendikbud, kita juga telah menerapkan belajar dari rumah dan bekerja dari rumah selama kurang lebih 3 bulan, sebagai upaya memutus rantai penyebaran, dan saat ini kita bekerja dengan memberlakukan protokol kesehatan. Sebagai instusi kami juga memiliki prodi gizi, prodi olahraga, kimia dan biologi yang bisa membantu dan memberikan masukan dalam menangani Covid-19. Kita juga akan melaksanakan UTBK-SBMPTN bulan Juli 2020 mendatang dengan menerapkan protokol kesehatan yang melibatkan banyak sekolah, BPBD, tenaga Medis dan juga rumah sakit sebagai mitra dalam pelaksanaan UTBK nantinya,” ujar Dr. Syamsul.
Selanjutnya Rektor mengatakan “Unimed juga melaksanakan berbagai webinar mengenai Pandemi ini, masing-masing pakar akan menyampaikan pendapat dan analisisnya terkait penanganan pandemi Covid-19, termasuk persiapan menghadapi new normal sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing. Webinar ini juga akan melibatkan berbagai pembicara lain, baik dari pihak pemerintahan, dunia usaha dan psikolog dan pakar lainnya. Hasil webinar ini mungkin bisa menjadi bahan masukan dan juga pertimbangan dalam membuat kebijakan. Kemudian pada tahun ini, juga kita akan melaksanakan KKN yang mungkin bisa menjadi perwakilan Unimed untuk berpartisipasi dalam penanganan Covid-19 di daerahnya masing-masing.”
Sementara Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. memberi masukan, agar masukan lebih dulu diberikan pemahaman yang jelas soal karakteristik Covid-19 serta sistem penularannya. “Dengan pemahaman yang diberikan akan timbul kesadaran dalam diri masyarakat sehingga mematuhi protokol kesehatan agar tidak tertular virus Corona. Ada tantangan yang harus ditaklukkan saat ini yakni ketidakpercayaan sebagian masyarakat pada virus Corona tersebut. Bahkan katanya, ada yang menganggap virus ini hanya imej yang dibangun oleh sebuah konspirasi. Kita harus bisa mematahkan anggapan itu dengan kepastian. Jangan ada kesan ragu-ragu seraya menguatkan, sebenarnya dengan kepatuhan dan kesadaran menjalankan protokol kesehatan, penularan virus ini dapat dicegah.
“Guna menghilangkan imej tersebut ahli medis dapat memberikan penjelasan yang sebenar-benarnya mengenai Covid-19, tidak hanya bahaya tetapi juga penularannya. Kemudian warga yang pernah menjalani perawatan karena positif Covid-19 dan berhasil sembuh dapat digunakan untuk menjadi pembicara dalam memberikan sosialisasi tentang Covid-19 kepada masyarakat. Dengan pengalamannya saat menjalani perawatan hingga sembuh, tentunya efektif untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai Covid-19, sehingga dapat merubah kultur di masyarakat,” tutup Prof. Syawal. (Humas Unimed/eo)