Pakar Bahasa Indonesia Universitas Negeri Medan terpanggil dalam merespon dua unit bahasa yang sedang viral di sosial media, dampak komentar presiden Ri Joko Widodo saar menjawab pertanyaan Najwa Sihab di acara Mata Najwa di Trans7. Pernyataan presiden Jokowi dengan gamblang membedakan kedua unit bahasa tersebut dengan mengaitkan kasus masyarakat yang pulang kampus akibat dampak pandemic Covid-19. Diskusi secara virtual yang dilakukan bertajuk Kajian Online (KAJOL) “mudik” dan “pulang kampong”.
Ada beberapa narasumber pakar Bahasa Indonesia yang menyampaikan pemantik diskusi, yakni : 1. Dr. Abdurrahman AS, M.Hum, (Dekan FBS), 2. Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd, (Guru Besar Bahasa Indonesia FBS), 3. Mara Untung Ritonga, M.Hum. Ph.D, (Dosen Bahasa Indonesia Lulusan Aston University Inggris), 4. Dr. Wisman Hadi, M.Hum, (Ketua Prodi S2 Pendidikan Bahasa Indonesia PPs Unimed), dan 5. Dr. M. Oky Fardian Gafari, M.Hum, (Ketua Prodi Sasindo FBS). Ada beberapa pengulas yang aktif yakni : Prof. Amrin Siregar, MA.,Ph.D., Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd. Dr. Syamsul Arif, M.Pd., Dr. Syahnan Daulay, M.Pd., Dr. Elly Prihasti W, M.Pd., Dr. Syairal Fahmi D, M.I.Kom, Fitriani Lubis, M.Pd, Hendra K. Pulungan, M.I.Kom, dan Muharina Harahap, M.Hum.
Diskusi secara virtual yang dilaksanakan pada 24/4 berjalan dengan baik dan harmonis, ada 64 partisipan yang ikut dalam diskusi tersebut, sebagaian peserta merupakan alumni Jurusan Bahasa Indonesia yang telah berkarir diberbagai bidang, dan ada peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Diskusi secara virtual ini juga dijadikan ajang menjalin ukhuwah, rasa kangen dan rindu karena persis sudah satu bulan lebih tidak bisa berjumpa tatap muka akibat dampak pandemi covid-19. Diskusi ini diharapkan memberi masukan bagi masyarakat untuk memahami makna dua unit bahasa “mudik” dan “pulang kampong”.