Guru Besar Unimed Prof. Dr. Amrin Saragih, M.A. akan melakukan kuliah virtual pada sabtu, 4 april 2020, pukul 10.00-11.30 Wib, dengan mengangkat tema “The Covid-19 Outbreak”: Can an applied linguist contribute towards human civilization?. Hingga saat ini kamis, 2 april 2020 sudah hampir 200 peserta yang telah mendaftar untuk mengikuti perkuliahan tersebut. Peserta tersebut berasal dari negara : Indonesia, Singapura, Portugal, Vietnam, USA, India, Australia, Japan, Malaysia, Belanda, South Korea, China, Russia, dan Nigeria. Kuliah virtual ini digelar atas kerjasama Unimed, Universitas Bandar Lampung dan Komunitas Linguistik Forensik Indonesia (KLFI).
Prof. Amrin Saragih, merupakan salah seorang Guru Besar Linguistik yang saat ini menjabat sebagai Ketua Program Doktor (S3) Prodi Linguistik Terapan Bahasa Inggris (LTBI) Unimed.
Rektor Unimed Dr. Syamsul Gultom, SKM., M.Kes. dikantornya saat mengetahui rencana kuliah virtual yang akan dilakukan salah serang Guru Besar Unimed, apalagi yang dibahasnya berkaitan dengan Covid-19, beliau sangat menyambut baik dan mengapresiasi perkuliahan virtual. Apalagi hingga saat ini sudah ada 200an peserta yang berasal dari 14 Negara dari belahan dunia, ada dari Asia, Eropa dan Aprika. Saat ini masalah Covid-19 sangat mempengaruhi semua lini kehidupan kita masyarakat dunia. Tetapi hal itu, tidak lantas menjadi halangan bagi kita untuk melakukan pembelajaran. Di era 4.0 semua bergerak cepat dan terintegrasi, kita bisa memanfaatkan teknologi internet yang bisa menjangkau dan diakses seluruh dunia.
Lanjutnya, “Peran akademisi dalam melawan covid-19 juga sangat dibutuhkan disamping juga dengan tenaga medis yang sedang berjuang berusaha menyembuhkan pasien yang positif Covid-19. Apa yang bisa kita lakukan saat ini adalah bentuk dari realisasi dan pengaplikasian media komunikasi di era 4.0 dalam berbagai kegiatan, salah satunya yakni pelaksanaan kuliah virtual yang akan dilakukan salah seorang Guru Besar kita yakni Prof. Amrin Saragih, MA.,Ph.D. Kita berharap kajian dari sisi bahasa yang akan beliau sampaikan akan memberikan pencerahan dan penguatan dalam melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 di dunia”.
Prof. Amrin Saragih, dirumahnya mengatakan, kuliah ini berisi pemikiran linguistik terhadap budaya dan peradaban sebagai dampak pandemik Covid-19. Secara spesifik saya akan membahas pengaruh bahasa yang digunakan untuk mengodekan Covid-19 itu terhadap budaya dan peradaban. Misalnya, dikatakan “social distancing”. Istilah ini bisa bermakna lebih dari satu dari yang lazim sampai ke yang tidak lazim. Yang lazim adalah ‘jauhi keramaian’…dan yang tidak lazim adalah ‘keramaian mengakibatkan terkena covid -19’. Sesungguhnya yang mengakibatkan terinfeksi covid-19 adalah masuknya cairan ke hidung, mata dan mulut, bukan keramaian. Kalau begitu yang menjadi masalah adalah physical distancing bukan social distancing. Dari persepsi linguistik forensik banyak hal yang potensial dilakukan pakar linguistik terapan untuk meletakkan realitas makna teks pada proporsi yg sebenarnya. Apakah hal yang potensial dilakukan oleh pakar linguistik untuk mengubah budaya dan peradaban itu? Materi inilah yang akan saya bahas dalam kuliah virtual nanti, sabtu, 4/4/2020. (Humas Unimed/eo)