“dalam era industri 4.0 trend berpikir dalam dunia pendidikan juga dituntut bisa menyesuaikan dengan tantangan, untuk itu konsep berpikir Computational thinking hadir dalam menjawab tantangan ini,” ujar Dr. Inggriani dalam paparannya di Kuliah Umum Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNIMED yang mengusung tema “Computational Thinking”. Kegiatan Kuliah Umum ini dilaksanakan pada hari Sabtu Tanggal 26 Oktober 2019 di Aula Gedung Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.
Mantan Dosen Informatika di Institut Teknologi Bandung (1979-2018) yang saat ini aktif dalam Organisasi Bebras Indonesia juga berpendapat di masa yang akan datang peran manusia dalam bekerja pasti akan tergantikan, dimana “robot” diramalkan menggantikan banyak tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat pada saat ini yang terjadi adalah banyaknya kebutuhan “software developer” di dalam negeri yang sangat tinggi namun sedikit sekali lulusan Perguruan Tinggi Indonesia pada Prodi “Computing” yang memenuhi syarat.
Computational thinking adalah konsep belajar dan berpikir melalui proses analisa data dan pembentukan model dalam menemukan sebuah solusi. Konsep ini melibatkan penggunaan seperangkat keterampilan dan teknik pemecahan masalah yang biasa digunakan ahli perangkat lunak dalam menulis program dan aplikasi. Computational thinking menurut Dr. Inggriani harusnya diberikan sejak siswa berada pada tingkat SMP dan SMA, maka ketika mereka melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi maka langsung belajar tingkat lanjut.
Plt Dekan FMIPA Unimed, Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc. dalam pembukaan kuliah umum ini mengungkapkan “Pelaku pendidikan harus terus update terhadap perubahan dan tantangan dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan juga pengabdian masyarakat. Untuk itu perlu ditingkatkan kegiatan pengabdian masyarakat yang dapat menularkan konsep berpikir secara “Computational Thinking” dengan membangun kerjasama dengan pihak-pihak yang sudah konsern dibidang ini termasuk dengan Bebras Indonesia ”
Bebras yang ditekuni oleh Dr. Inggriani Liem pertama kali digelar di Lithuania (www.bebras.org), yang merupakan aktivitas ekstra kurikuler yang mengedukasi kemampuan problem solving dalam informatika dengan jumlah peserta terbanyak di dunia. Siswa peserta akan mengikuti kompetisi bebras di bawah supervisi guru, yang dapat mengintegrasikan tantangan tersebut dalam aktivitas mengajar guru. Kompetisi ini dilakukan setiap tahun secara online melalui komputer.
Bebras Computational Thinking Challenge adalah sebuah tantangan Berpikir komputasional yang diinisasi oleh Prof. Valentina Dagiene dari Vilnius University, Lithuania. Diawali dengan sejumlah pendidik Eropa Timur, saat ini sudah berkembang anggotanya menjadi lebih dari 50 negara, dan peserta lombanya lebih dari 2 juta anak di seluruh dunia. Indonesia mulai menyelenggarakan tantangan Bebras pada tahun 2016, dan diterima secara resmi sebagai anggota pada tahun 2017. Untuk informasi lebih lengkap dapat langsung akses situs www.bebras.or.id.
Dr Hermawan Syahputra, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNIMED berharap kuliah umum ini dapat membuka wawasan kepada semua pihak khususnya mahasiswa-mahasiswa ilmu komputer bahwa pendidikan dengan konsep Computional Thinking merupakan kebutuhan mendesak agar kita dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara yang lain. Indonesia masih menduduki peringkat 65 dari 70 negara pada PISA (Worldwide Ranking – average score of math, science and reading. Source: Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), 2015-2016).
Menurut Dr. Hermawan Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNIMED akan bersama-sama Bebras Indonesia akan ikut serta dalam mengembangkan konsep pembelajaran Computational Thinking ini ke sekolah-sekolah yang ada di lingkungan Sumatera Utara.(Humas Unimed/zr)