Universitas Negeri Medan (Unimed) mewisuda 1742 lulusan di Gedung Serbaguna Unimed. Acara ini berlangsung selama 2 hari (20-21/08/2019). Dengan rincian FIS sebanyak 235 wisudawan, FT sebanyak 172 wisudawan, FMIPA sebanyak 400 wisudawan, FBS sebanyak 202 wisudawan, FE sebanyak 234 wisudawan, FIK sebanyak 115 wisudawan, FIP sebanyak 221 dan PPs sebanyak 163. Dalam Kata sambutannya dihadapan para orang tua dan wisudawan ia mengharapkan seluruh lulusan menjadi SDM Unggul.
“Kita sangat mengapresiasi kesadaran bahwa kemajuan itu dimulai dari keunggulan sumber daya manusia (SDM) Sebab seluruh kemajuan itu diletakkan pada paradigma kreativitas, paradigma invency (temuan). Jadi invency itu hanya boleh dilakukan oleh manusia. Menemukan sesuatu yang memiliki nilai tambah itu tidak ada yang bisa melakukan kecuali manusia,” ungkap Rektor Unimed, Syawal Gultom.
Respon UNIMED terhadap paradigma SDM unggul Indonesia maju dikatakannya bahwa Unimed memang langsung mengubah atau menginovasi kurikulum atau konten. Sekarang ini di Unimed ini ada teknological knowledge, konten knowledge, ada pedigogical knowledge. Lanjutnya supaya perolehan mahasiswa maksimal, 3 hal ini ditegasnya harus berintegrasi.
“Ketiganya harus berinteraksi misalnya teknological knowledge dengan konten knowledge ada namanya teknological konten knowledge. Dulu kalau kita mengajarkan konten fisika, kimia, biologi, itukan teknologi nya tidak disampaikan, tapi sekarang kalau kita ingin bicara tentang matematika tanpa menguasai teknologi di bidang matematika maka saya tidak bisa lagi lepas dari konteks teknologi nya sebab ada teknologi yang dipengaruhi oleh matematika dan begitu juga sebaliknya matematika dipengaruhi oleh matematika, jadi ketiga hal itu sangat penting dalam menciptakan SDM Unggul,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, Unimed terus mengubah konten, mengubah sumber-sumber yang lebih kompleks. Disisi lain diungkapnya meskipun konten diubah, pola belajar tidak diinovasikan juga tidak akan maksimal. Sehingga unimed menempuh berbagai cara menginovasi pembelajaran yaitu harus memadukan konvensional atau tatap muka dengan online learning.
Maka respon Unimed sekarang semua mata kuliah disemua prodi disiapkan dengan blended learning. Sebab blended learning ini Pilarnya itu yang pertama adalah soal motivasi siswa, Kapasitas dan learning mahasiswa.
Kedua, berapa pun mahasiswa nya dirubah tetapi dosennya tidak diubah tidak ada gunanya makanya agar maksimal dosennya juga harus diubah dengan menginovasi pembelajaran. Semua saling berkaitan. Sehingga pentingnya inovasi.
Selain itu, pihaknya juga mengubah sistem penilaian. Bagaimana pihaknya memastikan menilai soal kompetensi yang dipersyaratkan bentuk output sikap , keterampilan, ilmu pengetahuan harus terukur dengan baik.
Meski perguruan tinggi melahirkan orang pintar tetapi kecintaan terhadap negaranya rendah tidak akan memberi manfaat buat indonesia.
“Karena itu Unimed harus melahirkan orang-orang yang pengetahuan dan keterampilan nya hebat dan juga memiliki wawasan kebangsaan, kecintaan tanah air dan dan harus memiliki sikap yang baik terhadap umat beragama. Ini baru dapat bermanfaat bagi Indonesia, dan itu yang disebut SDM Unggul untuk Indonesia Maju,” tandasnya.
Sementara itu, adapun lulusan yang memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi pada wisuda UNIMED periode Agustus 2019 yakni Satria Kris Ratna Waruwu (S-2 Administrasi Pendidikan) meraih IPK 3,88, M.S.Sunarya (S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar) IPK 3,90, Irma Yunita (S-1 Pendidikan Bahasa Inggris) IPK 3,94, Muhamad Alif Ichsan (S-1 Pendidikan sejarah) dengan IPK 3,92.(Humas Unimed)