The 66th TEFLIN International Conference and English Language Education Expo 2019 digelar bertempat di Auditorium Universitas Negeri Medan (08/08/2019). Koferensi Internasional TEFLIN 2019 dilaksanakan selama 3 hari (8-10 Agustus 2019) yang mengusung tema “Learning English as a Global Lingua Franca and Intercultural Communication to Embrace Industrial Revolution 4.0: Policy, Pedagogy, and Assessment” menghadirkan Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. sebagai keynote speaker.
Dalam paparannya sekaligus sambutan ketika membuka acara konferensi internasional TEFLIN 2019, Rektor UNIMED Prof. Syawal mengatakan “ketika Bahasa inggris diletakkan pada paradigma pendidikan maka termasuk dalam the way of thingking, the tools of working dan living in the world jika berbicara Bahasa inggris dalam living in the world artinya bagaimana menjadi good netizen secara globally dan locally yiatu dengan menghormati yang lain bagaimana bisa menghormati orang lain jika tidak Bahasa inggris. Pada abad 21 yang diperlukan adalah digital literasi dan bagaimana berpikir invented dan efektif communication yaitu bagaimana berkomunikasi yang efektif untuk bersama berkembang. Untuk itu guru di abad Bahasa inggris harus dapat Mengaktifasi sumber digital dalam pengajarannya. Karena itulah kami mengenalkan Blended learning. Bahasa inggris harusnya menjadi pelajaran yang dapat mengendorse blended learning,”.
Menurut Prof. Syawal ada 7 pilar yang perlu dilakukan guru dalam pengajaran Bahasa inggris di abad 21 (1) Guru harus mempunyai kebijakan untuk memperkuat pengajaran Bahasa inggris, guru harus dapat menempatkan pengajaran Bahasa inggris di alasan yang tepat, Prof. Syawal menyampaikan ada 15 alasan kenapa murid ingin belajar Bahasa inggris salah satunya yaitu tampak lebih gaul dan smart. Untuk itulah guru harus pandai memanfaatkan alasan tersebut untuk mendorong siswa belajar Bahasa inggris, (2) Profesionalisme guru dimana guru harus dapat memahami dan menggunakan IT dan ICT (3) Motivasi siswa dalam belajar Bahasa inggris sehingga menjadi kebanggan bagi para siswa (4) Guru harus memperkenalkan content yang sesuai dengan abad 21 untuk itu maka harus memetakan guru berapa banyak guru yang menguasai IT, (5) Guru harus mengerti mengembangkan content berbasis digital dalam pengajarannya, (6) Bandwith, karena hal ini diperlukan jika ingin mengembangkan content digital, dan terakhir yang ke (7) sekolah harus mempunyai helpdesk jadi jika ada permasalahan mereka tahu harus menjumpai siapa.(Humas Unimed/zr)
