“Unimed sepakat dalam perkuliahannya yang terlebih dahulu diajarkan kepada mahasiswa adalah pekerjaan apa saja yang bisa dikerjakannya atau industri apa saja yang sesuai dengan bidang ilmunya dapat dimasukinya setelah mahasiswa tamat kuliah, dan juga dosen harus menyampaikan sebelum kuliah bahwa digital age merupakan ciri pembelajaran masa depan,” hal itu disampaikan oleh Prof. Syawal ketika menyampaikan arahannya mengenai evaluasi kurikulum dalam kegiatan Reorientasi Kurikulum Program Studi Menghadapai Revolusi Industri 4.0. Kegiatan yang diadakan di Aula Gedung Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. pada hari Senin, (29/07/2019) ini diikuti oleh ratusan dosen di lingkungan FMIPA.
“di dalam kelas kita harus mengajarkan dimana dapat diterapkan ilmu yang sedang dipelajari mahasiswa seperti MIPA, MIPA perupakan ilmu yang penting . pada perusahaan boeing ketika membangun sebuah pesawat engineringnya harus mengetahui mipa karena itulah MIPA merupakan jurusan favorit kalau di internasional karena yang menopang industry adalah MIPA dasar tanpa mipa dasar maka industri tidak akan bergerak oleh karena itu banyak lulusan ilmu MIPA dapat diterima di NASA, Pentagon dan Boeing. Jadi itulah yang harus diajarkan di perkuliahan sebelum kuliah dimulai. Ilmu yang mereka pelajari itu berguna di pekerjaan apa saja,” jelas Prof. Syawal.
Prof. Syawal juga mengatakan bahwa dosen UNIMED harus dapat mengaktifasi sumber belajar karena sumber belajar itu ada dimana saja sudah bukan zamannya lagi mengadakan perkuliahan dilaksanakan di dalam kelas. “Di dalam kelas mahasiswa hanya ada persiapan, pembelajaran yang sebenarnya terjadi di luar ruang perkuliahan bisa di studio, laboratorium, gunung dan masih banyak lainnya, Karena di zaman Revolusi Industri 4.0 mahasiswa bisa mencari sendiri sumber belajarnya,” tegasnya
Menurut Prof. Syawal jika berbicara evaluasi kurikulum KKNI untuk mendapatkan kompetensi mahasiswa di masa depan maka harus bisa mengintegrasikan karya dosen dengan tugas mahasiswa, tugas akhir dan PKM. Setelah itu barulah melakukan Uji Profil dengan melakukan kesesuain Analisis kebutuhan pasar dan pemangku kepentingan, analisis perkembangan Ilmu dan keahlian, Visi Misi Prodi, Fakultas, Universitas, Kemenristekdikti dan Indonesia dan yang terakhir analisi kebutuhan kualifikasi nasional dan internasional sehingga lulusan nantinya dapat bekerja di internasional.
“untuk itu marilah kembali kita mengevaluasi ulang kurikulum kita sehingga bisa dipakai nanti oleh lulusan kita untuk bersaing di 2025,” ajak Rektor Unimed sekaligus menutup arahannya.
Reorientasi Kurikulum
Selain Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. kegiatan ini juga diisi oleh Wakil Rektor I UNIMED Prof. Dr. Abdul Hamid K., M.Pd. sebagai narasumber.
Senada dengan Rektor UNIMED yangmengatakan bahwa dosen UNIMED harus dapat mengaktifkan sumber belajar dalam pembelajaran. Prof. Abdul Hamid menyampaikan enam sumber belajar yang dapat diperoleh melalui pesan yaitu ide atau fakta di dalam kelas, manusia bisa berupa guru, tutor dan dosen, ketiga materian/bahan, keempat peralatan, kelima adalah teknik,dan yang terakhir adalah lingkungan.
“Bapak dan Ibu disini ibarat arsitek yang merancang sesuatu yang belum terjadi atua terlihat. Karena itu ini merupakan tanggung jawab kita bagaimana kita dapat merancang profil kita agar nanti lulusan UNIMED setelah dia lulus dapat menjadi apa dia dan juga agar para lulusan nantinya dapat bersaing di tahun 2025,” tutupnya.(Humas Unimed/zr)