MEDAN – Data badan pusat statistik, produksi panen buah durian di daerah Sumatera Utara adalah sebesar 579.471 ton/tahun, maka menghasilkan limbah kulit durian sebanyak 376.656,15 ton/tahun (Badan Pusat Statistik, 2011-2015). Kulit durian apabila dibiarkan akan menimbulkan bau yang kurang sedap dan jika dibakar akan menimbulkan pencemaran udara. Akan tetapi kulit durian juga mempunyai manfaat yang banyak tapi sayangnya banyak masyarakat masih belum mengetahui atuau dapat mengolah kembali kulit durian sehingga menjadi bermanfaat salah satunya kulit durian dapat digunakan untuk menjernihkan minyak jelantah.
Berdasarkan hal tersebut ketiga mahasiswa kimia FMIPA UNIMED yang lulus pendanaan pada Program Kreativitas Mahasiswa dengan bidang kegiatan Penelitian Eksakta (PKM-PE) yang diketuai oleh Dinda Prihatini Fitri Amne, anggota Hery Gunawan Togatorop dan Putri Sintiani dibawah bimbingan Lisnawaty, S.Si., M.Si mempunyai inovasi unik untuk mengolah kulit durian menjadi suatu zat padat yang dapat menyerap partikel fluida (adsorben) sehingga dapat menjernihkan minyak jelantah.
Adsorben dengan luas permukaan yang besar dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, diantaranya sebagai penghilang warna, penghilang rasa, penghilang bau dan agen pemurni dalam industri makanan.
Dinda kepada Humas UNIMED mengatakan bahwa salah satu penerapan adsorben dalam industri makanan dapat dimanfaatkan untuk memurnikan minyak goreng yang sudah beberapa kali digunakan atau yang sering disebut dengan minyak jelantah. Minyak jelantah yang sudah beberapa kali digunakan pada umumnya memiliki tingkat kejenuhan yang tinggi karena sudah teroksidasi dan jika dikonsumsi akan berbahaya bagi tubuh. Dengan memanfaatkan adsorben kulit durian maka tingkat kejenuhan pada minyak jelantah dapat direndahkan sehingga minyak jelantah dapat dikonsumsi kembali tanpa berbahaya bagi kesehatan tubuh.(Humas Unimed/zr)