Close

" The Character Building University "

Mahasiswa Unimed Olah Biji Karet Menjadi Minyak Biodiesel

MEDAN – Pesatnya perkembangan industri dan alat transfortasi saat ini yang menggunakan bahan bakar minyak terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat. Sementara minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui. Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk mendapatkan bahan bakar alternatif dengan sifat yang terbaharukan.

Salah satu sumber energi alternatif yang banyak dikembangkan adalah biodiesel yang bersumber dari minyak nabati seperti minyak jarak pagar, minyak kelapa, dan minyak kelapa sawit. Namun produk bahan bakar yang dihasilkan masih terkendala dengan biaya produksi yang mahal karena sumber minyak yang digunakan adalah termasuk golongan minyak pangan (edible oils).

Berdasarkan hal tersebut maka, tiga mahasiswa kimia FMIPA UNIMED yang lulus pendanaan pada Program Kreativitas Mahasiswa dengan bidang kegiatan Penelitian Eksakta (PKM-PE) tahun 2019 yang diketuai oleh Rahayu, dengan anggota Yunita Sari Lubis dan Anggi Al Ridha Lubis mencoba untuk menghasilkan bahan bakar biodiesel dari sumber bahan baku minyak biji karet (non-edible oil) dibawah bimbingan Agus Kembaren.S.Si.,M.Si.

Kandungan asam lemak bebas (ALB) minyak biji karet yang tinggi (>10%) maka untuk mengkonversi menjadi produk bahan bakar biodiesel tidak dapat dilakukan secara konvensional dengan menggunakan katalis basa seperti NaOH dan KOH. Karena proses reaksi akan menghasilkan reaksi samping pembentukan sabun yang menurunkan laju pembentukan produk biodisel. Selain itu, proses bersifat sangat korosif, proses pemisahan produk dan katalis yang sulit dan mahal, serta tidak ramah lingkungan.

Metode yang dikembangkan oleh ketiga mahasiswa kimia dalam penelitian PKM ini adalah proses konversi dengan menggunakan katalis heterogen berbasis zeolit alam Indonesia yang dimodifikasi dengan logam oksida Zirkonium (ZrO2/ZAK).

Kepada Humas Unimed (19/6), Rahayu menjelaskan “proses konversi dengan menggunakan katalis ini lebih ekonomis karena proses reaksi esterifikasi ALB dan transesterifikasi trigliserida dapat dilakukan dalam satu proses (single step). Selain itu proses ini lebih ramah lingkungan (eco-friendly) karena katalis dapat dispisahkan dan digunakan kembali sehingga mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Produk biodiesel yang dihasilkan dari minyak biji karet ini diharapkan dapat menjadi solusi tantangan permasalahan energi dimasa mendatang.” (Humas Unimed/eo)

X
UNIMED Mobile

FREE
VIEW