MEDAN – Sampah menjadi persoalan klasik yang dihadapi masyarakat dari berbagai penjuru dunia. Demikian juga dengankondisi di Kampung Nelayan, Belawan. Masyarakat di kampung tersebut mengeluhkan kondisi lingkungan mereka yang dikotori sampah, baik itu sampah plastik, sampah rumah tangga, maupun sampah organik. Permasalahan ini diperparah lagi dengan kurangnya lahan serta fasilitas kebersihan. Sehingga masyarakat membuang limbah rumah tangga ke bawah rumah-rumah mereka yang berbentuk panggung. Oleh sebab itu, empat orang mahasiswa Unimed ikut mencari solusi dalam menangani masalah sampah.
Upaya tersebut mereka wujudkan dengan membuat BAHTERA (Bank Sampah Terapung). Mahasiswa yang tergabung dalam salah satu Tim PKM-M Unimed tersebut yakni Rohwandi (Pend. Matematika), Aris Saputra Pardede (Pend. Matematika), Pegi Khairunnisa (Pend. Biologi), Novi Deyanti (Pend. Administrasi Perkantoran).
“Bank sampah ini sama dengan bank sampah pada umumnya hanya saja penempatanya berada di atas air, mengingat Kampung Nelayan sendiri berada di tengah perairan,” ujar Rohwandi kepada Humas Unimed, Kamis (29/5).
BAHTERA adalah suatu sistem pengolahan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan secara aktif. Rohwandi dan rekannya berharap pengolahan sampah berbasis bank akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.
“Keuntungan berupa kebersihan lingkungan, kesehatan, hingga ekonomi. BAHTERA ini akan dijalankan dengan sistem menampung, memilah, dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari menabung sampah dengan tujuan membangun kesadaran msyarakat,” tambahnya.
Dosen pendamping mahasiswa tersebut, Halim Simatupang, M.Pd mengatakan, BAHTERA sudah dibangun di Kampung Nelayan Sebrang, Belawan. “Sudah tiga bulan ini beroperasi. Ini merupakan PKM bidang Pengabdian Masyarakat. Dan masyarakat disana (Belawan) menyambut baik progam ini,” ungkap Halim. (Humas Unimed/dl)