MEDAN – Melimpahnya limbah daun nanas dari hasil perkebunan di Desa Onan Runggu III, Sipahutar, menjadi salah satu masalah yang sedang dihadapi mitra tani nenas di wilayah tersebut. Daun nanas yang sukar terurai membuat limbah daun semakin menumpuk sehingga bisa menimbulkan hama bagi tanaman nanas lainnya.
Alasan tersebut yang membuat lima orang mahasiswa Unimed mengolah limbah nenas menjadi bahan yang bermanfaat. Mereka ialah Nurhikmah Weisdiyanti (Pend. Fisika), Kiki Santoso (Pend. Fisika), Riri Syavira (Kimia), Liza Karina Otvyanda Pohan (Pend. Tata Busana), Rionaldo Tamba (Pend. Fisika). Mereka dibimbing oleh dosen pendamping Dr. Rita Juliani, M.Si dalam tim PKM-T yang diberi nama BATIK AISIA (Bantal Cantik Anti Insomnia).
Ketua Tim, Nurhikmah mengatakan, untuk memanfaaatkan daun nenas tersebut, mereka menciptakan mesin yang mampu mengolah daun nenas menjadi bahan baku tekstil. Serat tekstil tersebut yang kemudian diolah menjadi bantal yang bermanfaat bagi kesehatan. “Bahan tekstil dari nanas sangat lembut, sehingga membuatnya sangat nyaman dijadikan bantal,” ujar Nurhikmah.
Pembuatan serat dari limbah daun nenas juga bermanfaat dalam meningkatkan income petani nanas. “Pembuatan bantal cantik Anti Insomnia bermanfaat memaksimalkan pemanfaatan potensi serat daun nanas. Jadi dari limbah bermanfaat sehingga menjadi penghasilan tambahan bagi petani,” tambah Nurhikmah.
Salah seorang petani nanas, Pernando Simanjuntak, mengatakan, kegiatan PKM-T yang dilaksanakan oleh mahasiswa Unimed di Sipahutar sangat membantu, karena dapat menyelesaikan permasalahan limbah sekaligus menambah manfaat. (Humas Unimed/dl)