MEDAN – Gunung Toba menggemparkan dunia 75.000 tahun lalu karena letusannya yang setara dengan 50.000 kali letusan bom atom di Hirosima. Menyisakan sebuah kaldera yang terbentuk akibat amblasnya permukaan bumi. Sebagian berisi air dan menjadi danau seluas 3000km dan sebahagian lagi menjadi daratan atau pulau. Sehingga menjadi salah satu kebanggaan Indonesia sebagai danau terluas se Asia.
Namun Kaldera Toba masih belum diakui UNESCO, padahal sudah dua kali diajukan sebagai anggota Global Geopark Network (GGN) tetapi belum diterima karena beberapa faktor.
Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai biodiversity atau tumbuhan endemik Sumatera Utara. Untuk mendukung GGN Kaldera Toba, Mahasiswa Unimed membuat buku saku yang berisikan sejarah kaldera Toba, Geopark (taman bumi), dan aneka tumbuhan endemik Sumatera Utara.
Adapun Mahasiswa Unimed tersebut tergabung dalam Tim PKM-P yang merupakan mahasiswa Biologi adalah Novita Syarah Siregar, Risa Putri Surbakti, dan Erawati Azwar. Dengan dosen pendamping Dr. Tumiur Gultom, SP, MP.
Penelitian yang dilakukan sejak April 2019, banyak masyarakat yang berada di lingkungan Kaldera Toba seperti Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Simalungun, Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan masih belum memahami secara baik mengenai Kaldera Toba, Geopark, dan tumbuhan endemik Sumatera Utara.
Erawati Azwar mengatakan “kami membuat buku saku untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai terbentuknya kaldera Toba, Geopark dan tumbuhan endemic Sumatera Utara. Untuk saat ini sedang validasi dan akan dibagikan setelah lebaran nanti.” (Humas Unimed/eo)