MEDAN – Hombo Batu (Fahombo) merupakan salah satu tradisi lompat batu yang berasal dari Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, yang hingga saat ini masih terjaga esksistensinya. Tradisi ini memiliki life history yang belum banyak diketahui banyak orang. Oleh sebab itu, TIM PKM PSH Unimed melakukan penelitian dengan tujuan membongkar life history tradisi hombo batu di Desa Bawomataluo, Kabupaten Nias Selatan, dengan menggunakan metode etnografi dan observasi participant. Penelitian ini diketuai oleh Dina Maulina dan beranggotakan Argitha Aricindy (Mahasiswa Pendidikan Antropologi), dan Widyan Pratama (Mahasiswa Ilmu Keolahragaan) serta dosen Pembimbing Dr. Rosramadhana, M.Si.
Berdasarkan penelitian yang mereka lakukan sejak 27 april hingga 1 mei 2019, diketahui bahwa, dahulu kala, tradisi hombo batu dijadikan sebagai acara ritual adat yang bersifat heroik dan patriotisme. “Tradisi ini menjadi salah satu isyarat kekuatan dan kehebatan sebuah desa dalam menghadapi bahaya yang mengancam, dan juga sebagai simbol benteng pertahanan masyarakat Nias dalam menghadapi peperangan antar kampung. Hal inilah yang membuat pemuda Nias harus diuji ketangkasan dan keberaniannya sebelum bisa pergi berperang membela kehormatan desanya. Dengan cara harus berhasil melompati batu yang memiliki ketinggian 2 meter,” ujar Dina Maulina kepada Humas Unimed, Jumat (3/5/2019).
Sementara itu, Dr. Rosramadhana mengatakan bahwa tradisi hombo batu ini tidak hanya sekedar menjadi upacara adat biasa, namun juga memiliki life history yang mendalam dan memiliki makna nilai-nilai khusus, terutama nilai kehidupan, nilai budaya, dan nilai kebersamaan. Tradisi hombo batu saat ini menjadi local brand kebudayaan masyarakat Nias dikarenakan tradisi ini memiliki keunikan yang hanya terdapat di Pulau Nias Selatan tepatnya di Desa Bawomataluo Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan. “Namun saat ini tradisi hombo batu sudah menjadi kegiatan dan aktivitas komersial pada masyarakat. Dengan menjadikan tradisi hombo batu sebagai lokal brand akan memajukan ekowisata di Nias Selatan,” ucapnya. (Humas Unimed/dl)