MEDAN – Dalam rangka menyambut Hari Pers Nasional (HPN) pada tanggal 9 Februari 2019, Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (Pussis-Unimed) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) menyelenggarakan “Pameran Satu Abad Surat Kabar Sumut” yang dilaksanakan pada tanggal 6-8 Februari 2019 di Lobi Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Pangeran Diponegoro No. 30 Medan. Pameran ini menampilkan sekitar 80 surat kabar yang terbit di Sumatera Utara sejak tahun 1923 sampai 1970.
Pameran dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Pemprovsu, Ibu Sabrina, yang mewakili Gubernur Sumatera Utara. Acara ini turut dihadiri Wakil Rektor II Unimed Bapak Dr. Restu, M.S; Ketua Pussis-Unimed Dr. phil. Ichwan Azhari, M.S, Ketua Dewan Kehormatan PWI Sumut Bapak Sofian Harahap, para wartawan, akademisi dan mahasiswa dari sejumlah kampus di Medan.
Sekda Pemprovsu dalam kata sambutannya mengungkapkan bahwa Sumatera Utara merupakan pelopor pers Indonesia. Provinsi ini memiliki penerbitan pers terbanyak di Indonesia. Jumlahnya mencapai kurang lebih 147 surat kabar sejak tahun 1880 sampai 1942. Bahkan Sumut menjadi pelopor surat kabar perempuan di Indonesia. Surat kabar Perempoean Bergerak yang terbit di Medan tahun 1919, Soeara Iboe di Sibolga tahun 1932, dan Boroe Tapanoeli di Kotanopan tahun 1940 adalah tiga surat kabar perempuan yang mempelopori keterlibatan perempuan dalam dunia jurnalistik di negeri ini.
Di Sumut inilah pertama kali terdapat koran yang berani menggunakan kata “Merdeka” sebagai nama organnya pada masa penjajahan Belanda. Pada masa perang kemerdekaan (1945-1949), Sumut memiliki surat kabar Soeloeh Merdeka, Mimbar Oemoem dan Waspada yang selalu menggelorakan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahkan surat kabar Mimbar Umum dan Waspada masih terbit hingga kini. “Hebat ini Mimbar Umum dan Waspada, masih eksis dari zaman dulu sampai sekarang. Mari kita berikan apresiasi,” ujar Sekda.
Tak hanya jumlahnya yang pantastis, Sumut juga memiliki seorang tokoh pers bernama Parada Harahap yang mendapat gelar “Raja Delik Pers” di Indonesia. Julukan itu didapatkan Parada lantaran ia sering kali terkena delik dan masuk penjara akibat tulisan-tulisannya yang selalu mengkritisi kolonial Belanda.
“Jika puluhan tahun lalu, surat kabar menjadikan dirinya sebagai alat perjuangan, maka saat ini surat kabar menjadi sumber informasi dalam membangun negeri. Oleh karena itu, Bapak Gubernur berharap agar ke depan semakin banyak media yang berdiri untuk menciptakan iklim demokrasi yang semakin baik,” kata Sekda.
“Bapak Gubernur berpesan bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sangat siap jika ditunjuk sebagai tuan rumah HPN tahun 2020. Untuk itu, Bapak Gubernur memberikan arahan kepada Organisasi Perangkat Daerah terkait agar menyiapkan semua perencanaan dan memastikan agar Sumut terpilih sebagai tuan rumah HPN tahun 2020. Bukan hanya pemerintah, Bapak Gubernur juga berpesan agar seluruh masyarakat Sumut ikut berperan aktif. Marilah kita bersama-sama menyukseskan HPN 2020 sebagai tuan rumah yang baik,” ujarnya.
Kepala Pussis-Unimed, Ichwan Azhari, dalam kata sambutannya mengharapkan Pemprovsu dapat terus mengamankan warisan sejarah Sumut yang sangat berharga. Ia mengharapkan agar pameran ini dapat memberikan inspirasi bagi generasi sekarang tentang pentingnya belajar sejarah.
“Saat ini lebih mudah mendapatkan surat kabar Sumut terbitan 100 tahun lalu daripada terbitan 10 tahun lalu. Sebab pada masa kolonial, pemerintah Belanda selalu menyimpan surat kabar yang terbit di seluruh wilayah Hindia Belanda untuk kepentingan intelijennya. Tetapi, saat ini kita abai untuk menyimpan setiap surat kabar yang terbit,” ujar Ichwan.
Pada hari pertama dibuka, “Pameran Satu Abad Surat Kabar Sumut” dihadiri ratusan pengunjung dari seluruh lapisan masyarakat. Banyak pengunjung yang antusias melihat surat kabar yang dipamerkan. Tidak hanya itu, banyak juga pengunjung yang memanfaatkan mesin ketik tua yang dipamerkan sebagai tempat swafoto. (Humas Unimed)