MEDAN – Pemikiran manusia semakin maju dan berkembang dari hari ke hari. Perkembangan pesat teknologi dimana kita berada dalam era industri 4.0 suatu trend otomasi yang merubah pola interaksi manusia. Peranan teknologi canggih berperan besar dalam kehidupan manusia di era ini segala sesuatu menjadi semakin efektif, efisien, dan ekonomis. Namun beda halnya dengan seni rupa, seni rupa tidak bisa dan tidak harus beradaptasi dalam perkembangan ini. Karya seni merupakan bagian dari produk industri kreatif, keberadaannya selalu dibutuhkan oleh manusia. Ketika sebagian besar pekerjaan manusia lenyap oleh kemajuan teknologi namun teknologi industri kreatif tetap eksis.
Munculnya berabagi macam problema seni rupa di zaman sekarang maka Prodi Seni Rupa menghimpun berbagai hasil penelitian dari seluruh Indonesia malaui Seminar Nasional Seni Rupa yang berlangsung di gedung Digital library Unimed lantai IV pada hari 15 November 2018 dengan mengangkat tema “Seni rupa dalam berbagai dimensi: Dari Perkembangan Masyarakat Multikultural Hingga Kemajuan Teknologi Dewasa Ini”. Menghadirkan 4 Narasumber Prof. Dr. Mh. Agus Burhan, M.Hum (Rektor ISI Yogyakarta) Prof. Dr. Dharsono, M.Sn (ISI Surakarta) Prof. Sofyan Salam, M.A; Ph.D (Univ Negeri Makasar) Drs. Pustanto, M.M (Kepala Galeri Nasional Jakarta).
Turut hadir dalam acara Wakil Rektor II Dr. Restu, M.S., Wakil Rektor III Prof. Dr. Sahat Siagiaan, M.Pd., Wakil Rektor IV Prof. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D, seluruh Dosen Prodi Seni Rupa dan para peserta seminar. Seni rupa ini sudah mencakup berbagai fungsi, baik itu Fungsi Individual, Fungsi Sosial, Fungsi Ekonomi, dan Fungsi Religi. Keunikan dan kekhasan bisa di manfaatkan dalam era revolusi industri ini, seni rupa juga harus berperan dan nantinya akan di rencanakan baik dalam pembelajaran Digital Blended Learning kita harus bisa menggabungkan seni rupa di dalam pembelajaran kita Ungkap Wakil Rektor IV Prof Manihar Situomorang, M.Sc. Ph.D saat membuka acara.
Prof. Dr. Dharsono, M.Sn dalam paparannya mengatakan “Pada abad milenial sekarang yang dikenal sebagai era revolusi indutri digital, kita dihadapkan munculnya kembali estetika citarasa, yang mencoba menawarkan kemudahan pada setiap pengguna media sosial, dalam kegiatan apapun termasuk penciptaan seni dan perancangan desain, yang bertumpu pada teori relativias dalam dimensi psikologis. Estetika citarasa merupakan landasan penciptaan seni dan perancangan desain. Para seniman/desainer tidak lagi terikat prinsip dan azas desain seperti yang dilakukan oleh kaum akademik, tetapi didasarkan pada ultimatum atau keputusan senang dan tak senang, sedang landasan berkarya seni dan desain. Atas dasar tersebut, para seniman dan desainer memanfaatkan media digital, yang cukup mahal,”.(Humas Unimed/dv)