MEDAN (Unimed) – Tidak mudah untuk menerbitkan artikel ilmiah melalui jurnal internasional bereputasi. Diperlukan kerja keras, serta kapabilitas yang mumpuni agar tulisan kita diterbitkan oleh jurnal kredibel yang terindeks Scopus, Thomson dan lembaga indeksasi lain yang bonafit. Kepelikan ini membuat sebagian orang memilih menerbitkan artikel di jurnal yang berbayar atau predator untuk memenuhi kewajiban akademik.
Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd mengingatkan agar dosen maupun mahasiswa tidak berfikir pragmatis agar artikel yang dibuat berkualitas.
“Jangan sekali-sekali berfikir pragmatis. Bahwa yang penting saya punya Scopus. Tidak. Terindeks Scopus itu adalah akibat dari sebuah kualitas. Berfikirnya harus, saya lakukan riset ini berkualitas. Saya tulis berkualitas. Jika termuat di Scopus itu adalah akibat saja. Jangan sampai mencari jurnal yang terindeks Scopus yang mau dibayar”, ujar Prof Syawal Gultom pada acara Lokakarya Penguatan Kompetensi Dosen FBS Unimed dalam Menulis Karya Ilmiah, Jumat (26/10/2018), di Ruang Sidang A Biro Rektor.
Jurnal predator tersebut, ungkap Prof Syawal, tidak akan bertahan lama dan akan di dis-continued oleh Scopus.
“Jangan nanti beberapa tahun kedepan ketika anda gunakan jurnal jurnal itu untuk mengurus kenaikan pangkat atau profesor. Ketika di cek ternyata statusnya tidak terindeks”, tambah Prof Syawal.
Lebih lanjut Rektor Syawal mengajak dosen untuk terus meningkatkan kualitas riset karena dengan riset-lah kualitas pembelajaran akan meningkat. Riset juga harus memberikan dampak serta manfaat bagi kemajuan bangsa.
“Kita mulai dari integritas dan kapabilitas untuk meningkatkan riset. Jadi jangan sampai riset yang dibuat itu tidak memberikan manfaat”, terangnya.
Sementara itu Dekan FBS Dr. Isda Pramuniati, M.Hum mengatakan telah membuat target artikel yang akan di publish oleh dosen FBS Unimed pada jurnal bereputasi internasional. Setengah dari target tersebut telah tercapai, sedangkan sisanya sedang dalam proses dan direncanakan publish diakhir tahun 2018.
Untuk memenuhi target tersebut, FBS Unimed melakukan berbagai upaya diantaranya dengan menggelar lokakarya dan pendampingan seperti yang digelar pada hari tersebut. Pada lokakarya itu diundang narasumber yang kompeten, yakni Vice Chief Editor jurnal IJAL, Prof. Dr. Didi Sukyadi, MA, Dosen Unimed, Sriadhi, M.Pd., M.Kom., Ph.D serta Dedi Sanjaya, M.A dari Universitas Pahang.
Prof Didi Sukyadi menyampaikan berbagai tips untuk mempermudah dosen ‘menembus’ jurnal terindeks Scopus. Salah satu diantaranya adalah memperbanyak referensi dan mempetakannya dalam tabel.
“Download artikel sebanyak-banyaknya. Buat kolom memanjang ke kanan berisi tentang identitas penulis dan jurnal, topik artikel, rangkuman dan kolom komentar’, ujarnya. (Humas Unimed/dl)