MEDAN (Unimed) – Proses industrialisasi di Jepang tidak menghilangkan identitas kulturalnya. Hanya saja, dewasa ini, muncul fenomena generasi milenial di Jepang, dimana generasi mudanya sangat menggandrungi produk teknologi dari Amerika dan Eropa. Demikian disampaikan peneliti asal Nihon University, Jepang, Ito Masatoshi, Ph.D., saat menjadi narasumber kuliah umum tentang perubahan sosial di Prodi Magister Antropologi Sosial (Ansos) Unimed, Senin (3/8/2018). Hadir dalam acara ini Asdir II Pascasarjana, Prof. Busmin Gurning, M.Pd., Ketua Prodi Magister Ansos Dr.Hidayat, M.Si., Sekretaris Prodi Magister Ansos Dr. Ratih Baiduri, M.Si., Guru Besar Emiritus Antropologi Unimed Prof.Usman Pelly, Ph.D., dan mahasiswa Prodi Magister Ansos Unimed.
Perubahan sosial di Jepang juga didorong oleh meningkatnya jumlah pendatang. “Semakin lama, makin banyak yang masuk ke Jepang. Perubahan sebenarnya ada di orang muda. Sedangkan golongan tua nampaknya masih menolak. Namun sebenarnya, identitas mereka sebagai warga Jepang tidak berubah,” terang Ito.
Di Jepang juga ada fenomena halal food karena jumlah masyarakat dan pendatang muslim semakin meningkat. “Bersamaan dengan meningkatnya jumlah muslim, berdampak pada semakin bertambahnya jumlah mesjid dan restoran halal. Halal food erat kaitannya dengan bisnis, bukan agama. Halal food juga mendorong berdirinya lembaga sertifikasi halal,” tambahnya.
Menurut Dr. Hidayat, M.Si., perubahan sosial di Jepang sangat menarik karena telah melalui masa industrialisasi. Ini sangat penting, sebagai bahan perbandingan bagi kajian perubahan sosial yang berlangsung di Indonesia.
“Tujuan dari acara ini untuk memperkaya pemahaman mahasiswa khususnya Ansos, tentang perubahan sosial budaya. Ito hadir untuk mendiskusikan perubahan sosial di negara industri yang maju di Asia. Sehingga kita juga dapat belajar mengembangkan industri di Indonesia,” ujar Hidayat.(Humas Unimed)