Medan – Mahasiwa Universitas Negeri Medan (UNIMED) berhasil mengembangkan mesin pemotong rumput menjadi alat panen buah kelapa sawit. Hasil inovasi mereka mendapat pendanaan PKM-T 2018 dari Kemenristekdikti. Mahasiswa tersebut adalah Muhammad Alfikar Marpaung, Muhammad Fadlan Harahap dan Reza Jelita Diana Ritonga. Setelah berhasil mengembangkan inovasi ini mereka memberikan pelatihan penerapan mesin panen buah kelapa sawit di Desa Mekar Sari Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan, Sabtu (30/6/18).
Muhammad Alfikar Marpaung selaku ketua tim menjelaskan, para petani di Desa Mekar Sari Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan, masih mengandalkan teknik konvensional dalam berbagai tahapan seperti proses pruning dan pemanenan pohon kelapa sawit. Pada umumnya petani menggunakan dodos dan egrek yang disambung menggunakan kayu ataupun bambu. Dimana alat tradisional tersebut membutuhkan stamina yang besar saat proses pruning dan pemanenan.
Akibat bagi para petani sawit yang masih menggunakan alat tradisional tersebut sering muncul rasa nyeri pada bahu dan pergelangan tangan dikarenakan adanya tekanan yang besar saat menggunakan dodos dan egrek.
“Alat Panen Buah Kelapa Sawit dapat menjadi solusi yang dihadapi para petani. Pasalnya alat ini adalah modifikasi dari mesin pemotong rumput. Alat Panen Buah Kelapa Sawit menggunakan mata pisau yang bergerak secara translasi untuk melakukan pemotongan pada pelepah dan tandan sawit. Sedangkan untuk sistem galah pada alat ini, panjang galah dapat diatur tanpa perlu melakukan penyambungan dengan galah lain,” jelas Alfikar.
Alfikar berharap dengan diadakannya kegiatan ini para Mitra dan seluruh anggotanya mampu memahami sosialisasi penggunaan alat panen buah kelapa sawit dengan baik. Sehingga petani di Desa Mekar Sari dapat meningkatkan produksi buah sawit serta mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja.
Pak Ngatsuanto. selaku mitra dan petani sawit di Desa Mekar Sari merasa bersyukur atas perhatian pihak mahasiswa atas program bantuan yang diberikan oleh Tim PKM-T Universitas Negeri Medan. “Hal ini sangatlah kami sambut baik karena dengan keberadaan teknologi ini para petani akan bersemangat lagi untuk berkerja dan saya berharap akan lebih banyak lagi mahasiwa yang peduli kepada petani di Indonesia,” ujar Ngatsuanto. (Humas Unimed)