MEDAN – Tiga orang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unimed meneliti tanaman eceng gondok untuk mengetahui potensinya sebagai bioadsorben logam berat Pb2+. Mereka adalah Mutya Fika Safitri, Agustina Mandasari dan Harsona Sinurat yang merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia.
“Eceng gondok belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal jika diteliti memiliki potensi. Hal ini yang mendasari kami untuk meneliti lebih enceng gondok menjadi bioadsorben penyerap logam Pb2+,” ujar Mutya kepada Humas Unimed, pada Jumat (5/7).
“Selain itu melihat keadaan sungai Belawan yang banyak digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Padahal di dalamnya mengandung Pb2+dalam jumlah yang jauh dari batas minimum yang ditetapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup,” tambahnya.
Dari hasil penelitian mereka, ditemukan bahwa penggunaan eceng gondok sebagai adsorben akan lebih optimum jika di gabungkan dengan dengan kitosan bentonit dalam perbandingan tertentu. Dalam perbandingan 3:1 adalah massa maksimum yang baik untuk penyerapan logam berat tersbut.
“Ini bisa dilihat dari hasil AAS yang telah dilakukan bahwa kadar Pb2+ yang tertinggal sangat rendah dalam perbandingan massa 3:1 dan dalam waktu 5 menit”. Keuntungan dalam bioadsorben ini adalah ramah lingkungan dan direct conversion sehingga lebih praktis dan efesien. Karena penggunaan langsung ke dalam air yang akan digunakan,” kata Agustina.
Sementara itu, Harsona mengungkapkan, mereka memanfaakan enceng gondok sebagai bioadsorben logam Pb2+ karena enceng gondok dianggap sebagai gulma yang dapat menimbulkan eutrofikasi di lingkungan perairan. Selain itu, pertumbuhan enceng gondok yang sangat cepat menyebabkan susahnya untuk dikendalikan sehingga mengganggu makhluk hidup di perairan. .
Penelitian mereka dibimbing oleh Moondra Zubir, Ph.D., dosen Pendidikan Kimia Unimed. Ia mengungkapkan bahwa penelitian tersebut mendapatkan bantuan pendanaan dari Kemenristekdikti.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unimed, Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd mengungkapkan apresiasinya pada penelitian tersebut. “Penelitian yang mencari solusi permasalahan lingkungan seperti ini sangat bagus. Jadi bukan hanya sebatas penelitian. Tapi juga bermanfaat bagi masyarakat. Kita akan terus mendorong mahasiswa untuk menghasilkan solusi bagi kemaslahatan masyarakat,” ungkapnya. (Humas Unimed)