Medan (Unimed) – Penguatan wawasan kebangsaan bagi generasi muda sangatlah diperlukan. Hal ini untuk mengoptimalkan dalam mengembangkan serta melaksanakan nilai kebangsaan yang berlandaskan pada nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan hal tersebut Unimed menggelar kegiatan seminar penguatan wawasan kebangsaan bagi peserta PPG SM3T Angkatan VI tahun 2018 di Ruang Seminar lt. 4 Digital Library tanggal 22 April 2018.
Hadir dalam acara tersebut Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Wakil Rektor I Prof. Dr. Abdul Hamid K. M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Koordinator Program PPG SM3T Unimed Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si., seluruh mahasiswa PPG SM3T .Hadir sebagai penyaji Dr. Deny Setiawan, M.Si., Arif Wahyudi, S.H., M.H., Suprayitno, S.IP., M.Si
Dr. Zainudin selaku coordinator program PPG SM3T Unimed dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 11 jurusan Prodi yaitu dari PGSD, Pend. Bahasa Indonesia, Pend. Bahasa Inggris, Pend. PPKN, Pend. Geografi, Pend. Matematika, Pend. Fisika, Pend. Biologi, Pend. Teknik Elektro, PJKR, Pend. Ekonomi dengan total mahasiswa 227 mahasiswa.
Rektor Unimed dalam arahannya mengatakan harus mengetahui dimensi wawasan kebangsaan tersebut terlebih dahulu sebelum diterapkan.”dalam menerapkan wawasan kebangsaan terlebih dahulu kita harus mengetahui dimensinya. Dimensi wawasan kebangsaan ada dua,” ungkap Rektor Unimed.
Lanjut Prof. Syawal mengatakan “dimensi wawasan kebangsaan yang pertama kita harus menerima bahwa kita mahluk yang diciptakan Tuhan karena kita mahluk yang diciptakan Tuhan maka kita tidak boleh sombong dan arogan, kedua jika kita sudah menerima bahwa kita mahluk ciptaan Tuhan Kita harus punya keinginan tekad untuk hidup merdeka dan kesetiakawanan social. Dengan sudah memahami dimensi tersebut berarti kita sudah memahami wawasan kebangsaan,” jelas Beliau.
“Kita juga harus menjalankan sila pertama yaitu Ketuhanan Yang maha Esa dalam berbangsa dan beranegara karena dengan itu kita bisa menjadi bangsa yang beradab sesuai dengan sila kedua setelah itu kita bersatu setelah bersatu maka kita memerlukan pemimpin yang berilmu sehingga negeri dapat jalan dengan baik dan dapat terwujudnya keadilan sesuai sila kelima,”Ungkap Prof. Syawal.
Untuk itulah diperlukan pemahaman terhadap struktur dan kontruksi dari Pancasila karena jika Struktur Pancasila telah dipahami maka bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju.
Denny Setiawan dalam paparannya mengatakan wawasan adalah pengetahuan yang luas atau bisa juga disebut nalar yang luas jadi dalam menerapkan wawasan kebangsaan diperlukan nalar yang luas dengan begitu wawasan kebangsaan dapat menjadi darah daging sebagai anak bangsa.
Beliau juga mengatakan bahwa jangan sesekali melupakan sejarah karena dalam sejarah ada nilai-nilai asli bangsa indonesia. Yaitu beragama, nilai kemanusian, persatuan yang dibuktikan dalam sumpah pemuda, pengetahuan yang luas, dan keadilan. (Humas Unimed)