Berastagi – Unimed menargetkan pada 2018, sebanyak 400 karya dosen akan publish di jurnal internasional bereputasi. Target ini dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah. Disamping untuk publishdi jurnal bereputasi butuh kerja keras, dosen juga memiliki kewajiban menyiapkan pembelajaran yang berkualitas.
“Untuk mencapai target tersebut, Unimed menyiapkan berbagai cara, salah satunya dengan meningkatkan anggaran untuk riset dan publikasi. Kita juga integrasikan pembelajaran dengan karya ilmiah,” ujar Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd di acara Bimbingan Teknis Peningkatan Publikasi Jurnal Internasional Bereputasi pada Kamis (20/12).
Untuk meningkatkan publikasi di jurnal bereputasi khususnya yang terindeks Scopus atau Thomson, Unimed memberikan bantuan minimal Rp 10 juta bagi setiap jurnal. Jumlah ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya.
Dalam mengintegrasikan pembelajaran, Rektor memiliki strategi yang sudah dijalankan sejak tahun 2016, yakni dengan menerapkan pembelajaran berbasis 6 penugasan. Dalam pembelajaran, mahasiswa diwajibkan mereview jurnal terbaru di bidangnya. Menurut Rektor, generasi saat ini dihadapkan pada digital age literacy. Maka mahasiswa harus didekatkan dengan hasil-hasil penelitian terbaru.
“Karena itu kita mencari kompetensi lulusan itu dari sumber-sumber yang jelas. Jadi kita menemukan kompentansi terbaru. Cara terbaru. Selanjutnya jurnal juga bukan hanya dijadikan sebagai sumber, tetapi sudah menjadi tools. Menjadi metode” ujarnya menjelaskan pentingnya jurnal bagi pembelajaran.
Unimed, jelas Rektor, akan memberikan pendampingan bagi dosen dalam peningkatan publikasi. Disamping itu diharapkan akan diberntuk tim review internal yang akan mengaudit jurnal sebelum di kirim ke jurnal bereputasi.
Dalam hal pendampingan, dosen akan dikelompokkan berdasarkan kebutuhannya. “Pertama, akan ada pelatihan bagi dosen yang sudah punya manuscript berkali-kali mengirim tetapi ditolak berulang-ulang. Yang kedua, akan ada pelatihan bagi yang sudah punya penelitian namun belum dibuat menjadi manuscript. Yang ketiga, bagi yang memang proposalnya saja belum ada.”
“Kita juga akan bergabung di IdREN (Indonesia Research and Education Network). Sebuah network untuk mengakses karya ilmiah yang baru saja diluncurkan Kemenristekdikti,” tambahnya.
Sementara, Wakil Rektor II Dr. Restu, M.S mengakui telah melakukan banyak upaya untuk meningkatkan kualitas dosen Unimed. Seperti yang dilaksanakan di Berastagi, 19 – 21 desember 2017. Dilaksanakan ketika libur semester dengan harapan peserta konsentrasi menyelesaikan tulisannya. Pesertanya ialah dosen yang potensial untuk publikasi di jurnal internasional.
Pada pelatihan tersebut dihadirkan dua orang praktisi yang memberikan pelatihan dan pendampingan bagi dosen, yakni Dr. Ari Warokka, M.Si, MDEM, MCEUE, DEA dan Dr. Eng. Ali Khumaeni. Pelatihan juga mengharuskan peserta untuk menghasilkan sebuah paper yang layak publikasi.
Ari Warokka usai pelatihan mengatakan, banyak paper dosen Unimed yang potensial untuk dipublikasikan. Ia mencontohkan, tema penelitian seperti tentang kewirusahaan kaum feminis berbasis budaya lokal, sangat menarik dan masih belum banyak diangkat peneliti internasional. (Humas Unimed)