23/09/2016
Medan (Unimed) – Unimed melatih puluhan dosen muda dengan model pembelajaran berbasis saintifik. Model ini cocok diterapkan pada kurikulum berbasis KKNI yang berlaku di Unimed. Demikian tersaji pada FGD Pengembangan Pembelajaran Berbasis Saintifik yang berlangsung di Ruang Sidang A, Biro Rektor Unimed, Jumat (23/09).
Focus Group Discussion diinisiasi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Abdul Hamid K., M.Pd dengan menghadirkan narasumber Direktur Pascasarjana Unimed Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. Prof Bornok dipilih karena berpengalaman dalam pembelajaran saintifik serta menggagas model pembelajaran yang digali dari kebudayaan Batak, Dalihan Na Tolu.
Prof Abdul Hamid berharap pelatihan ini menjadi trigger bagi dosen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. “Karena mengembangkan Unimed menjadi lebih baik diawali dari pembelajaran”, ujarnya.
Guru besar bidang teknik sipil ini juga mencontohkan membangun rumah. “Sering sekali ketika kita selesai membangun rumah, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ini terjadi karena kurangnya pendekatan yang matang dari segi perencanaan maupun masterplan. Begitu juga sebelum pembelajaran dimulai, dosen perlu merancang pendekatan dan model yang digunakan, serta perangkat pembelajaran”, pungkas Prof Hamid.
Prof Bornok Sinaga mengungkapkan, sebelum memulai pembelajaran dosen harus memilih model yang cocok diterapkan sesuai dengan karakteristik ilmu dan mahasiswanya. “Ingin menghasilkan mahasiswayang mampu bekerjasama maka pilih kolaboratif. Matematika kurang cocok dengan model transfer of knowledge, karena matematika berfikir secara abstrak”, katanya.
Model pembelajaran saintifik menurut Prof Bornok, yakni berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran, bukan sebatas kira-kira, khayalan atau dongeng semata. Tujuan dari pendekatan ini ialah mendorong dan menginspirasi siswa berfikir seca kritis, analitis dan tepat dalam memahami materi pelajaran.
Dijelaskannya, langkah-langkah pendekatan saintifik dimulai dengan mengamati fakta maupun masalah. Dari pengamatan tersebut akan diperoleh data atau informasi. Langkah berikutnya adalah menanya atau memberikan pertanyaan terhadap fakta melalui proses analisis. Kemudian langkah yang ketiga yakni, menalar. Pada langkah ini mahasiswa memilih konsep atau prinsip yang ada dan menghubungkannya dengan pertanyaan. Langkah berikutnya yakni mencoba. Mahasiswa akan memecahkan masalah, atau menguji hipotesis dengan eksperimen. Hasil penalaran akan diujicobakan. Hasil tersebut akan dikomunikasikan melalui proses diskusi atau mediasi yang kemudian disajikan. Langkah yang terakhir ialah membangun jejaring.
Pengembangan pembelajaran berbasis saintifik ini dilaksanakan secara berkesinambungan. Untuk memaksimalkan pelatihan, peserta diminta untuk membuat model pembelajaran masing-masing yang kemudian dipresentasikan. Pada akhirnya nanti akan dipilih tiga orang dosen dengan model paling bagus. (Humas Unimed)