26/11/2015
Medan – Temu Akbar Penghayat dan Minoritas Agama Lainnya Se-Sumatera Utara yang bertajuk “Penghayat Bersatu, Negara Kuat” digelar di Digital Library Unimed pada sabtu, 25 November 2015. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka momentum Hari Guru sebagai upaya mengangkat kebesaran jasa guru dalam mengubah pola pikir manusia menjadi terarah. Dalam mengkaji keluhuran agama leluhur tersebut, panitia berhasil menghadirkan beberapa narasumber yakni : Prof. Dr. Bungaran Antonius Simanjuntak, Sarma Hutajulu, S.H (Anggota DPRD SUMUT), Humala Pardede (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi SUMUT), Drs. Faisal Fahmi Hasibuan (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan), Hendra Kurniawan, ST (Kependudukan dan Catatan Sipil Deli Serdang), Dewi Kanti (Sunda Wiwitan Jawa Barat), Ir. Monang Naipospos (Ketua DPP Parmalim Hutatinggi), Arnol Purba (Pimpinan Ugamo Bangso Batak), dan Mewakili Penganut Agama Leluhur yakni Si Raja Batak, Galih Puji Rahayu, Pambi, Parbaringin, Persatuan warga Rahayu Selamat. Hadir dalam Temu Akbar ini yakni : Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Wakil Rektor IV Prof. Manihar Situmorang, M.Sc. Ph.D, Dekan FIS Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, Ketua Jurusan Sejarah Dra. Flores Tanjung, M.A, dan dihadiri ratusan peserta dari berbagai daerah di SUMUT.
Dekan FIS Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, dalam sambutannya mengatakan bahwa pertemuan akbar penghayat dan minoritas agama lainnya se-SUMUT ini dilaksanakan atas kerjasama berbagai pihak dengan civitas Sejarah Unimed. Semoga pertemuan ilmiah ini akan menghasilkan berbagai buah pikiran dari para hadirin yang akan dijadikan rekomendasi untuk pemerintah dalam mengeluarkan berbagai aturan dan kebijakan. Dunia kampus kental dengan bentuk analisis berbagai objek kajian secara objektif. Semoga pertemuan ini dapat menjadi penopang bagi lahirnya suatu kebenaran di masyarakat. Sehingga tidak akan melahirkan kebingungan dan permasalahan lain yang mengganggu ketenangan kehidupan bersosial.
Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, mengatakan bahwa dunia kampus seyogyanya harus di isi oleh berbagai aktivitas perenungan dan pemikiran (imagineering) dalam menghasilkan buah pikir baru yang dijadikan pedoman berpikir dan berprilaku dalam kehidupan. Jika kehidupan kampus kering dari aktivitas akademik yang dilakukan semua civitas, maka sesungguhnya kampus tersebut telah mati suri. Atas dasar itu, kami pimpinan Unimed sangat senang jika civitas Unimed aktif melakukan berbagai kegiatan ilmiah yang dapat membangun ide-ide baru menjadi sebuah kekuatan untuk menghasilkan karya inovatif. Pertemuan temu akbar penghayat dan minoritas agama lainnya yang dilaksanakan di kampus hijau Unimed ini diharapkan dapat menghasilkan pemikiran positif yang dapat membangun kedewasaan masyarakat dalam berpikir dan berbuat dalam kehidupannya. Masyarakat akan terbangun tidak mudah berpikir negatif, melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak pantas apabila ada perbedaan pendapat. Sesuatu yang ada menurut budaya walau hanya sebatas legenda, apabila terus dilakukan berbagai pendekatan ilmiah dan ditemukan fakta sejarah, maka sesuatu yang abstrak akan menjadi hal yang konkrit yang dapat dijadikan pedoman dalam bersikap.
Ajaran agama leluhur menekankan kepada budi yang luhur, tulus, ikhlas, yang mulia. Artinya manusia harus mempunyai rasa penghormatan kepada Tuhan, kepada sesama manusia dan ciptaan Tuhan yang ada di bumi dan jagat raya ini. Dengan dasar tulus, suci dan mulia. Tidak mengandung unsur vested interest yang menguntungkan diri sendiri, kerabat dan kelompok sendiri dari berbagai sudut fenomena sosial, budaya, politik dan lainnya. Menjaga dan menerapkan budi secara luhur adalah pertanda existensi agama leluhur. Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi seluruh civitas untuk melakukan pengamatan dan studi singkat terhadap para penganut agama leluhur terhadap eksistensi dan nilai-nilai positif yang dikembangkan. (Humas Unimed).