19/11/2015
Medan – Tugas seorang guru adalah membelajarkan siswa. Siswa jangan hanya diajar dalam konsep materi pembelajaran, akan tetapi siswa harus di didik jadi pembelajar yang tangguh dan guru membelajarkan sikap untuk memiliki karakter. Hal ini disampaikan Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd ketika jadi pembicara Diklat Bimbingan Teknis Jaringan Penelitian di Sekolah Swasta Budi Murni Medan pada selasa (17/11/2015).
Berbicara dihadapan ratusan guru yang menjadi peserta diklat, Prof Syawal mengatakan bahwa belajar itu harus mengerjakan. “Tidak ada belajar kalau tidak ada mengerjakan sesuatu. Tidak ada belajar kalau tidak mengerjakan LK”, ujar Prof Syawal. Menurutnya belajar itu siswanya bukan hanya dicokoki terus teori oleh guru. Guru belum dikatakan berhasil jika belum menumbuhkan jiwa belajar yang tangguh dalam diri siswanya.
“Jika guru hanya menularkan pengetahuan kepada siswa, yang sebenarnya bisa didapatkannya di rumah dengan membaca, untuk apa dia ke sekolah?” gugatnya. Menurut Prof Syawal, pengetahuan tersebut bisa didapatkan siswa di rumah tanpa ke sekolah dengan membaca buku pengetahuan di rumah. Oleh karena itu, Prof Syawal mengharapkan agar aktivitas di kelas itu betul-betul aktivitas belajar.
Syawal melanjutkan, berdasarkan hasil survey National Association of College and Emoloyee (NACE), USA terhadap 457 manajer berbagai perusahaan dan lembaga tentang 20 kompetensi yang dibutuhkan agar sukses bekerja, didapat hasil bahwa kemampuan komunikasi menduduki urutan pertama yang harus dimiliki. Urutan kedua dan ketiga adalah kejujuran dan kemampuan bekerjasama. “Sedangkan Indeks Prestasi (IP) yang selama ini dikejar-kejar di sekolah kita ternyata berada di urutan 17”, ungkapnya. Jadi sebenarnya sistem penilaian di sekolah kita selama ini pun belum menyentuh seluruh aspek yang harus dimiliki siswa agar menjadi sukses.
Oleh sebab itu, penilaian di sekolah pun harus substantif. “Selama ini, misalnya kita menilai PPKn dengan soal saja. Substansi dari PPKn adalah partiotisme, toleransi dan lain sebagainya. Bagaimana kita tau siswa patriotis dengan mengajukan soal-soal yang ada di buku kita itu? Patriotisme dinilai dengan sikap”, tambahnya.
Penilaian yang Syawal rancang di Kurikulum 2013 (K13) telah mengadopsi pemikiran ini. K13 telah menilai tiga kompetensi siswa sekaligus, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penilaian siswa dirancang agar siswa menjadi pembelajar.
Guru merupakan unsur terpenting dalam membangun pendidikan. Suatu lembaga pendidikan akan maju dengan baik apabila SDM gurunya kompeten dan bertanggungjawab atas peran dan tugasnya. Walaupun peran yang lain juga sangat penting. Namun jika kompetensi guru sudah terbangun baik, pastinya elemen yang lain dapat kita selaraskan dengan saling bersinergi. Maka pertemuan ini diharapkan yayasan dapat lebih serius dalam membentuk kompetensi guru dengan baik dalam berbagai pelatihan dan unsur yang lain secara berlahan juga dipenuhi sesuai kebutuhan untuk kemajuan dan prestasi pendidikan. Jika kita punya niat baik untuk mamajukan mutu pendidikan, maka itu modal awal untuk berbuat menuju tercapainya harapan tersebut. (Humas Unimed).