12/11/2015
Medan – Kerjasama dalam berbagai kegiatan untuk meningkatkan kualitas guru yang dilakukan bersama antara Universitas Negeri Medan dan USAID PRIORITAS SUMUT semakain erat dan kontiniu. Kali ini kedua pihak melakukan konsolidasi dengan Dinas Kabupaten/Kota se-Sumut untuk mendorong peningkatan kompetensi dan pemerataan guru. Hal ini terungkap dalam kegiatan TTI Strategic Business Planning Workshop yang diselenggarakan oleh USAID di Aryaduta Hotel Medan, Rabu (11/11/2015).
Dalam acara yang mengundang semua Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara ini menghadirkan beberapa pembicara yakni Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Mark Heyward dari USAID Prioritas Jakarta, Dr. Agus Marwan dari USAID Prioritas Sumut, Kabid Program Dinas Pendidikan Sumut Drs. Suwandi, serta Kabid Pendidikan Kemenag Sumut Drs. Soritua Harahap.
Program USAID Prioritas di beberapa kabupaten di Sumut terbilang berhasil, karena dari hasil analisis tim, terlihat adanya banyak peningkatan kompetensi dan kreativitas guru, serta berhasilnya guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Meskipun dari total 33 Kabupaten/kota belum semua daerah terlibat. Akan dilakukan upaya serius agar semua kabupaten/kota di SUMUT ini akan kita libatkan. Keberhasilan ini pun tidak terlepas dari kerjasama yang baik dengan Unimed sebagai barometer kualitas pendidikan di SUMUT. Dosen yang menjadi instruktur dalam pelatihan guru-guru yang dilakukan USAID Prioritas juga dominan berasal dari Unimed.
Mark Heyward mengungkapkan, di Indonesia USAID Prioritas bekerjasama dengan 50 kabupaten/kota supaya distribusi guru lebih efisien dan efektif. Salah satu masalah guru di Indonesia adalah distribusi yang tidak merata dan peningkatan kompetensi guru yang kurang menjawab kebutuhan mendasar. Untuk peningkatan kualitas guru, sangat perlu dilakukan berbagai pelatihan-pelatihan dan sebuah lembaga sebagai wadah dalam meningkatkan pengetahuan, skill dan kreativitas guru. Dengan perbandingan guru 1:15 sebenarnya secara jumlah, guru di Indonesia sudah cukup. “Sebaiknya jumlah guru cukup dan berkualitas, daripada terlalu banyak tetapi kemampuannya rendah”, katanya.
Menurutnya, pemerintah dapat menghemat sekitar 246 triliun dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun dengan melakukan pemerataan, dibandingkan dengan metode merekrut guru PNS untuk menutupi kekurangan.
Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd mengatakan, untuk peningkatan kualitas guru di SUMUT tidak terlepas dari peran seluruh stakeholder pendidikan. “Dinas pendidikan, LPMP atau siapapun harus terlibat untuk menjamin peningkatan kualitas guru” terangnya. Tanpa adanya kordinasi bersama dan saling melakukan kegiatan yang aktif dalam sinergitas, apapun kegiatan yang kita laksanakan tidak akan menghasilkan guru yang kita harapkan yakni guru yang cerdas, kreatif dan memiliki komitmen untuk selalu melakukan upaya terbaik dalam meraih keberhasilan setiap pembelajaran yang dilakukannya. Namun jika semua elemen yang terkait dengan pendidikan saling bekerjasama dan aktif berkoordinanasi dalam peningkatan kompetensi guru. Pastinya akan menghasilkan kualitas guru yang lebih baik dan cenderung berhasil. Oleh karena itu, kami Unimed siap bersama-sama dalam menjembatani melakukan kordinasi dan kerjasama dengan berbagai elemen di SUMUT dalam meningkatkan kompetensi guru. Unimed sangat konsen dan serius dalam hal peningkatan kualitas diri dan skill para guru, karena guru merupakan salah unsur terpenting dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Kegiatan yang dimotori oleh USAID Prioritas ini merupakan wujud kongkrit dalam meningkatkan koordinasi lintas sektoral dalam mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan di SUMUT. Semoga pertemuan ini akan mendorong kita semua untuk lebih serius dan melakukan kordinasi bersama untuk kemajuan pendidikan di SUMUT. Unimed dan USAID sangat siap melakukan kegiatan bersama untuk mencapai harapan mulia kita semua dalam meningkatkan kompetensi guru untuk peningkatan kualitas pendidikan di SUMUT ini. (Humas Unimed).