12/11/2015
Medan – Rektor Unimed Profesor Syawal Gultom mengharapkan agar guru-guru di Sumatera Utara terus meningkatkan kompetensi melalui belajar mandiri. Hal ini disampaikannya ketika menjadi pembicara dalam TTI Strategic Business Planning Workshop yang diselenggarakan oleh USAID PRIORITAS di Aryaduta Hotel Medan, pada Rabu (11/11/2015). Hadir dalam kegiatan ini unsur USAID wilayah Sumatera Utara, pimpinan perguruan tinggi LPTK di Sumatera Utara, para dosen dari berbagai universitas yang akan menjadi pelaksana dalam membimbing guru di lapangan, serta kepala dinas pendidikan kabupaten/kota.
“Pembinaan guru itu harus disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku. Di undang-undang, tanggung jawab diri sendiri. Jadi harus didorong semua guru di Indonesia untuk melatih diri sendiri untuk menjadi guru yang mandiri, kreatif dan memiliki tanggungjawab. Pengetahuan dan pengalaman yang luar biasa adalah yang dikerjakan oleh diri sendiri untuk diri sendiri”, ungkapnya.
Kemajuan teknologi informasi yang pesat sekarang ini menjadi salah satu sumber penting untuk mengembangkan kemampuan guru. Di internet terdapat miliaran informasi apapun yang diinginkan guru. “Apalagi dengan kemajuan era informasi sekarang. Dengan youtube saya bisa belajar mengajarkan persamaan kuadrat yang baik”, tambahnya.
Guru belajar mandiri sebenarnya bukan hal baru. Ide ini telah dituangkannya ketika menjabat Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) Kemendikbud. Prof Syawal ketika itu mendorong guru untuk belajar mandiri dengan memasang standar berupa uji kompetensi dan penilaian kinerja. Guru harus melewati standar itu. “Selama tidak ada itu, tidak mau guru melatih diri sendiri”, terangnya.
“Maka Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) pun sebenarnya bukan mengajarkan guru tentang teori pengetahuan. Tetapi mengajarkan metode mengajar, karenanya kita menerapkan active learning pada PLPG”, tambahnya. Guru juga dituntut menerapkan active learning dalam mengajar. Bukan hanya guru, siswa juga dituntut belajar mandiri. Tugas sekolah adalah untuk membelajarkan siswa. Selama ini apabila siswa tidak tahu, guru langsung memberi tahu. “Tidak ada upaya, usaha dan proses bagaimana mereka ini saling belajar”, gugatnya.
Seperti diketahui, dengan menerapkan metode pembelajaran active learning yang divariasikan. Terjadi peningkatan kompetensi guru yang dididik dalam PLPG Unimed. Metode ini pun akan dilanjutkan dengan menerapkan active learning pada microteaching tahun depan. “Januari 2016, mata kuliah micro teachingmulai menggunakan active learning”, pungkas Prof Syawal.
Jika kemandirian guru sudah terbangun baik, maka akan lahir guru-guru yang selalu melakukan kreasi terbaik dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Selain itu juga akan banyak lahir berbagai kelompok belajar guru yang menjadi wadah tempat berdiskusi mencari solusi terbaik dari masalah yang dialami guru dalam mengajar. Kepribadian guru juga akan terbangun komitmennya, bahwa peningkatan kualitas guru bukan menjadi tanggungjawab pemerintah secara penuh, akan tetapi ada tanggungjawab personal dalam diri guru itu sendiri. Jika mereka sudah berkomitmen menjadi guru, maka ada tanggungjawab yang diemban dalam diri yakni melakukan tugas dalam mempersiapkan dri dan melakukan proses pembelajaran secara baik dengan hasil sesuai harapan. Makanya perlu duduk bersama untuk mencapai keberhasilan dalam peningkatan kualitas pendidikan disuatu daerah, tidak terpisah-pisah dan tanpa berkoordinasi. (Humas Unimed).